Jakarta (ANTARA News) - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) akan mengekspor sekitar 18 ribu mobil dalam keadaan utuh (CBU) ke Jepang untuk Toyota Motor Corporation (TMC) yang akan dipasarkan dengan merek Toyota. "Kontrak ekspornya satu tahun ini mencapai 18 ribu unit," kata Wakil Presdir ADM, Sudirman MR, usai pelepasan ekspor perdana sebanyak 125 unit kendaraan, di Jakarta, Selasa. ADM mengekspor kendaraan untuk TMC berbasis Daihatsu Gran Max yang dipasarkan di Indonesia sejak November 2007. Di Jepang, kendaraan tersebut menggunakan merek Toyota Lite Ace (pick up) dan Toyota Town Ace (minibus). "Basisnya sama, hanya untuk kendaraan ekspor kami menambahkan berbagai fitur tambahan sesuai standar keamanan dan keselamatan di Jepang, seperti air bag dan lampu kabut," katanya. Selain itu, lanjut dia, kendaraan yang diekspor ke Jepang juga berstandar emisi gas buang Euro III dan dengan standar kualitas yang lebih tinggi seperti sambungan antar rangka harus rapih. Sudirman mengatakan tiap bulan pihaknya akan mengekspor 1.500 kendaraan secara utuh melalui pelabuhan mobil (car port) di Koja, Jakarta, langsung ke pelabuhan TMC di Tahara, Jepang. "Kami ekspor secara FOB (freight on board)," katanya. Ia mengatakan tidak ada investasi tambahan dengan ekspor perdana ke Jepang tersebut, karena tahun 2006-2007 pihaknya telah menambah investasi sekitar Rp2 triliun untuk perluasan pabrik serta fasilitas infrastruktur lainnya untuk ekspor, termasuk tempat transit kendaraan sebelum dikirim ke pelabuhan (Vehicle Logistic Centre). Presdir ADM, Hideki Nomura, mengatakan pihaknya menargetkan peningkatan ekspor kendaraan produksi ADM menjadi 23 persen dari kapasitas produksi pada 2008 yang mencapai 211 ribu unit. "Tahun lalu ekspor ADM mencapai 16 persen dari total produksi," ujarnya. Selain mengekspor Daihatsu Gran Max untuk Toyota Lite Ace dan Toyota Town Ace, ADM juga mengekspor Toyota Avanza yang merupakan proyek bersama dengan Toyota, serta Daihatsu Terios. Sementara itu, Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan, Syarif Hidayat mengatakan ekspor kendaraan pertama dari Indonesia ke Jepang ini merupakan salah satu kemauan politik (political will) Jepang dalam pelaksanaan Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) "Produknya sendiri sudah memenuhi standar, tapi ini juga merupakan bagian dari kompensasi yang kami minta dalam kerangka IJEPA," katanya. Syarif mengatakan sejak lama Jepang sudah menghapuskan bea masuk (BM) untuk impor kendaraan, namun memiliki persyaratan dan standar yang ketat. (*)

Copyright © ANTARA 2008