Depok (ANTARA) - Ketua Partai Demokrat Kota Depok Jawa Barat Edi Sitorus menegaskan menolak wacana Kongres Luar Biasa (KLB) yang digagas oleh politisi senior Partai Demokrat yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD).

"Yang jelas kami menolak wacana tersebut karena tidak ada urgensinya. Saat ini partai Demokrat baik-baik saja," kata Edi Sitorus ketika menanggapi wacana KLB tersebut di Depok, Senin.

Ia mengatakan pada prinsipnya ada AD/ART yang mengatur dalam menjalankan sebuah organisasi. Selain itu harus ada indikator-indikatornya jika ingin mempertanyakan kinerja partai.

"Saya bingung saja kenapa dalam masih suasana berduka ada kelompok melakukan hal tersebut, seharusnya mereka ini mempunyai naluri," ujarnya.

Dikatakannya turunnya perolehan suara partai Demokrat bukan hanya kesalahan pemimpin semata saja tetapi juga ada juga orang per orang.

"Kalaupun ingin KLB ada tahapannya yang harus dilakukan, jadi bukan tiba-tiba saja, harus ada mekanisme rapat pleno dan lainnya. Jadi ada koridor yang harus dipatuhi," tegasnya.

Sebelumnya, senior Partai Demokrat yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) mendorong DPP Partai Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa paling lambat pada 9 September 2019.

Politisi senior Demokrat yang tergabung dalam gerakan ini, antara lain Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua, pendiri Demokrat Ahmad Mubarok, dan tokoh senior lain seperti Ahmad Jaya dan Ishak.

Mereka mendesak DPP Partai Demokrat menggelar KLB, sebagai forum tertinggi untuk memilih ketua umum dan pengurus baru karena dinilai perolehan suara Demokrat di Pemilu 2019 anjlok.

Perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2014 mencapai 10,9 persen lalu turun menjadi 7,7 persen di Pemilu 2019.

Baca juga: Politikus senior Demokrat dorong KLB untuk selamatkan partai
Baca juga: Demokrat akan respon aspirasi GMPPD
Baca juga: Tanggapi dorongan KLB, Syarief Hasan: Demokrat punya AD/ART
Baca juga: DPD Demokrat Jakarta tolak usulan KLB

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019