Yogyakarta (ANTARA News) - Museum anak `Kolong Tangga`, yang memamerkan koleksi mainan anak-anak tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, segera dibuka di ruang bawah tangga lantai dua Taman Budaya Yogyakarta. Museum ini digagas dan didirikan oleh Rudy Corens, kurator dan seniman asal Belgia, serta didukung oleh Dyan Anggraini Rais dari Taman Budaya Yogyakarta dan Anggi Minarni dari Kartapustaka Yogyakarta, kata Rudy Corens di Yogyakarta, Kamis. Museum anak yang berada di bawah Yayasan Dunia Damai itu dapat dikunjungi semua anak, dan diharapkan menjadi museum yang tidak hanya memajang dan melestarikan mainan anak tradisional, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi kreativitas anak-anak di Yogyakarta dan sekitarnya. Ia mengatakan ide untuk membuat museum ini berawal dari keprihatinannya setelah menyaksikan bagaimana mainan anak-anak tradisional Indonesia hampir punah dan digantikan dengan mainan plastik dan buatan luar negeri. "Sekitar 20 tahun lalu saya datang ke Yogyakarta dan melihat di alun-alun utara dan sekitarnya dijual banyak mainan anak-anak tradisional, baik dari kayu, bambu maupun kertas, sehingga lebih alamiah," katanya. Namun sejak lima tahun lalu mainan tersebut sudah menghilang dan digantikan dengan mainan/topeng dari negeri orang seperti Doraemon atau Rangers yang terbuat dari plastik. Ia mengatakan dengan mengunjungi museum anak `Kolong Tangga`, anak-anak diharapkan tidak hanya menyaksikan mainan tetapi juga memahami kekayaan tradisi yang dimiliki leluhur mereka. Menurut dia, ide ini bermula dari keinginannya untuk memamerkan ratusan koleksi mainan miliknya yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Keinginan itu didukung oleh pihak Taman Budaya Yuogyakarta yang kemudian memberikan tempat/lokasi untuk dijadikan museum anak. Pembukaan museum itu akan dilakukan pada 2 Februari 2008 di hall museum yang akan dilakukan oleh Poppy Dharsono, presiden Yayasan Dunia Damai, dan akan dihadiri Duta Besar Belgia di Indonesia. Acara itu akan dimeriahkan dengan lomba `gobag sodor`, bakiak, egrang, estafet, dan gasing, serta pertunjukan teater boneka `paper moon`, dan pertunjukan kesenian dari Anak Wayang Indonesia (AWI).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008