Jakarta (ANTARA News) - Pesawat Lion Air ke-8 jenis B737-900ER dari total pemesanan 122 pesawat, beregister PK-LFM mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 02.30 WIB, Selasa. Siaran pers Lion Air di Jakarta, Selasa, menyebutkan pesawat baru tersebut berkonfigurasi kelas bisnis dan ekonomi atau berbeda dengan tujuh pesawat sebelumnya yang datang pada 2007 dengan konfigurasi seluruhnya kelas ekonomi. Corporate Corporate Communication & Public Relations Lion Air, Hasyim Arsal Alhabsi menjelaskan, untuk pesawat selanjutnya adalah pesawat dengan konfigurasi sama sehingga ini berarti Lion secara umum akan memberikan pelayanan pelayanan penuh (Full Service) tapi tetap dengan harga murah. Lion juga yakin dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya dan untuk itu manajemen Lion Air akan terus berusaha memperbaiki diri dengan berusaha secara maksimal memberikan pelayanan yang lebih lagi. "Pesawat ini hanyalah salah satu bukti usaha keras kami untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan, dan pada gilirannya akan menciptakan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia di dunia aviasi regional maupun internasional," katanya. Sebelumnya, Lion juga dilaporkan berencana menambah pemesanan sedikitnya 78 pesawat B737-900ER lagi sehingga total menjadi 200 pesawat. "Memang benar itu (rencana penambahan pesawat, red) dan nota kesepahamannya akan ditandatangani dengan Boeing pada saat Singapura Air Show pada 19 Pebruari 2008," kata CEO LIon air, Rusdi Kirana. Namun, Rusdi mengatakan "soal jumlah pesawatnya berapa, saya tidak mau buka dulu. Nanti saja di Singapore Air Show," katanya. Sementara itu, sumber ANTARA News menyebutkan, total pesawat B737-900ER Lion sebelumnya sebesar 122 pesawat hingga 2013 senilai 8,5 miliar dolar AS tidak akan cukup untuk kepentingan ekspansi regional. Karena itu, maskapai yang berancang-ancang menjadi perusahaan penerbangan layanan penuh (full service) pada pertengahan tahun ini, perlu menambah sekitar 78 pesawat lagi. "Jadi, genap menjadi 200 pesawat B737-900 ER," kata sumber itu. Maskapai yang dikenal sebagai pelopor tiket murah ini berencana mendirikan perusahaan patungan dengan maskapai asal Australia, Sky Airworld menjadi Lion Air Australia. Rusdi menjelaskan, Sky Airworld semula adalah maskapai carter dan dengan rencana itu, kedua pihak bersepakat menjadi perusahaan penerbangan berjadwal yang melayani domestik Australia dan non- Australia. "Sky berjanji akan menyelesaikan urusan perijinan. Jika ini (perijinan, red) tak terealisasi, maka Lion akan mempertimbangkan untuk membatalkan rencana perusahaan patungan itu," kata Rusdi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008