Jakarta (ANTARA News) - Artis Tora Sudiro dan Marsha Timothy mengawali 2008 dengan membintangi film drama komedi "Otomatis Romantis" yang sekaligus menjadi ajang reuni keduanya yang pernah dipasangkan dalam film laga "Ekspedisi Mahadewa" (2005). Film "Otomatis Romantis" adalah debut sutradara Guntur Soeharjanto di layar lebar yang naskahnya ditulis Monty Tiwa. Dalam film itu, Monty Tiwa juga bertindak sebagai produser bersama Monica Armi Soraya, perempuan yang selama ini lebih dikenal sebagai pesinetron dan asisten sutradara. Monica mengatakan, dalam film perdana yang ditanganinya di bawah Insan Sinema Indonesia (ISI) Production ini Tora dan Marsha terpilih melalui "casting" pemain, sama dengan pemain lain, di antaranya Wulan Guritno, Chintami Atmanegara, Dwi Sasono, Tarzan, dan Poppy Savia. "Hanya Tukul Arwana saja yang terpilih tanpa melalui proses casting, sebab saya sudah mengincar komedian ini untuk bermain di film `Otomatis Romantis`. Kesuksesan dia tentunya menjadi daya tarik sendiri yang menambah nilai jual film ini," katanya. Film "Otomatis Romantis" mengisahkan dua anak muda dalam proses pencarian sebuah cinta sejati. Nadia (Marsha Timothy) berperan sebagai jurnalis muda yang cantik dan sukses, selalu merasa dirinya tidak bisa menemukan pasangan yang ideal. Sedangkan, Bambang (Tora Sudiro) adalah karyawan tenaga administrasi yang lugu dan bersahaja, bekerja di tempat yang sama dengan Nadia. "Tak disangka tokoh Bambang, pria desa yang lugu dan bersahaja ini justru memikat hati Nadia," kata Tora yang berbicara dalam logat Jawa yang kental selama berperan sebagai Bambang. Sementara itu Marsha Timothy mengaku sangat menikmati peran sebagai karakater Nadia dalam film ini. Apalagi ia dipasangkan dengan sejumlah bintang film terkenal seperti Tora Sudiro dan Wulan Guritno. "Tidak terlalu banyak kesulitan memerankan tokoh Nadia, beradu akting dengan Tora juga tidak sulit karena dulu sudah pernah bermain bersama dalam film `Ekspedisi Mahadewa`," ujarnya. Monty Tiwa mengatakan daya tarik film "Otomatis Romantis" terletak pada ceritanya yang menghibur dan berisi pesan-pesan positif. Ia berharap film ini menjadi pembangkit munculnya film-film komedi segar berplot sederhana ala 80an seperti film "Ramadan dan Ramona" atau "Kejarlah aku Kau Kutangkap". Film itu mulai diputar di bioskop pada 16 Januari 2008, dan akan mengadakan "roadshow" ke tujuh kota dalam waktu dekat bersama para pemainnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008