Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi menyeru berbagai elemen bangsa untuk melakukan gerakan moral dengan memaafkan kesalahan mantan Presiden Soeharto yang selama beberapa hari terakhir dirawat intensif di rumah sakit. "Secara nasional dan moral, sebaiknya kita semua memaafkan. Memaafkan bukan berarti beliau tidak salah, tetapi adalah suatu gerakan moral yang justru untuk kebaikan bangsa kita sendiri," katanya setelah menjenguk Soeharto di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, Senin sore. Hasyim mencontohkan, gerakan yang sama juga dilakukan oleh Presiden Nelson Mandella dan Uskup Desmond Tutu di Afrika Selatan. Selain itu, Hasyim juga menginginkan agar proses legal formal terhadap Presiden RI kedua itu dihentikan karena kondisi kesehatannya belakangan cukup parah. Pada kesempatan itu ia juga mengatakan selalu mendoakan kesembuhan Soeharto yang kini berusia 86 tahun. "Dan bila Yang Maha Kuasa berkehendak lain saya berharap beliau mendapatkan khusnul khotimah atau akhir yang baik," katanya. Ia menambahkan, para santri di pesantrennya selama sepekan terakhir juga telah berdoa untuk kesembuhan mantan penguasa orde baru itu. Sementara itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir, yang datang ke RSPP setelah Hasyim, mengatakan bahwa permasalahan status hukum Soeharto harus segera dituntaskan supaya tidak menjadi beban bagi pemerintahan sekarang. Kondisi mantan Presiden Soeharto sendiri hingga Senin pagi secara umum masih lemah, namun tetap memperlihatkan kemajuan sehingga pihak dokter yang merawatnya memutuskan terapi medis intensif akan tetap dilanjutkan. Ketua Tim Dokter Kepresidenan, dr Mardjo Soebiandono mengatakan meski masih lemah, tingkat kesadaran Soeharto membaik serta tekanan darahnya stabil, berkisar di tekanan sistolik 110-120 mm Hg. Nafsu makannya, kata dia, juga sudah membaik dan beragam fungsi organ vital seperti jantung dan paru-paru memperlihatkan perbaikan. Ia menjelaskan, untuk mencegah penurunan kembali kondisi kesehatan mantan presiden akibat infeksi dari luar maka untuk sementara waktu kunjungan terhadap Soeharto akan sangat dibatasi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008