Yogyakarta (ANTARA News) - Mendapat peran sebagai orang Yogjakarta dalam film "Otomatis Romantis" bukan pekerjaan mudah bagi Tora Sudiro, sehingga harus berguru untuk dapat menemukan karakter yang pas ke sosok yang disebutnya "Sumidi". "Tidak mudah untuk bisa memerankan orang Jogja, saya beberapa kali mengajukan `cengkok` dialog, namun ternyata selalu tidak tepat, mana yang dibilang terlalu Tegal (Jawa Tengah) maupun yang terlalu Sunda (Jawa Barat)," katanya di Yogyakarta, Minggu. Menurut dia, karakter tersebut baru ditemukannya saat teringat pernah manggung di kawasan Candi Prambanan Yogyakarta beberapa waktu lalu, yakni sesosok orang yang dikenalnya sebagai Sumidi. "Saat itu aku lagi manggung di Prambanan, dari ribuan penonton hanya satu orang saja yang dari awal hanya meneriakkan satu kata, yakni `Sumidi, Sumidi, Sumidi`. Aku pikir siapa Sumidi itu?," katanya. Namun, teriakan satu penonton tersebut ternyata membuatnya penasaran. "Aku sempat nanya sama 'temen' ku siapa Sumidi itu, kok dari tadi orang itu hanya teriak Sumidi terus dengan ekpresi yang lugu," katanya. Meski tidak berhasil mendapat jawaban yang memuaskan, akhirnya aktor peraih penghargaan Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2004 itu mencoba terus mengamati perilaku satu penonton tersebut. "Tiba-tiba hampir di penghujung acara aku merasa kehilangan, karena orang tadi sudah tidak nampak dan teriakan `Sumidi, Sumidi` sudah tidak terdengar lagi," katanya. Oleh karena sangat penasaran, Tora mencoba mengamati setiap sudut yang dijejali ribuan penonton tersebut. "Tanpa diduga, aku melihat orang itu sudah buka baju dengan keringat bercucuran di sudut jauh lapangan hanya duduk tanpa ekspresi. Aku melihat dari awal orang itu sangat lugu, tidak banyak tingkah dan tidak neko-neko, tetapi kuat dalam pendirian," katanya. Teringat akan itu, Tora kemudian mencoba menirukan gaya Sumidi tersebut saat pengambilan gambar film "Otomatis Romantis", dan ternyata ini langsung diamini oleh Guntur Soeharjanto, sang sutradara. "Setelah berbagai gaya aku sodorkan tidak ada yang bener, ternyata gaya Sumidi ini malah langsung diterima sutradara," katanya. Ia mengemukakan, sebenarnya dirinya juga sering bolak-balik ke Yogyakarta, dan banyak bergaul dengan orang-orangnya. "Tetapi, saat gaya orang Jogya yang meskipun terkesan lugu, namun orang film Jogya ternyata memiliki idealis yang tinggi," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008