Tahun depan saya juga mau usulkan pada Menteri Perhubungan untuk program mudik gratis bagi pemudik dari Bali dan Nusa Tenggara Barat ...
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiadi akan mengusulkan adanya program mudik gratis bagi masyarakat dari Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Pulau Jawa.

“Tahun depan saya juga mau usulkan pada Menteri Perhubungan untuk program mudik gratis bagi pemudik dari Bali dan Nusa Tenggara Barat ke arah Pulau Jawa,” ujar Dirjen Budi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut menyusul meningkatnya pergerakan penumpang lintas Ketapang-Gilimanuk dan sebaliknya saat masa Angkutan Lebaran ini.

Budi menjelaskan Lintasan Ketapang-Gilimanuk ini berbeda karakternya dengan Merak-Bakauheni karena puncak arus mudiknya terjadi pada tanggal H-3 mengingat pekerjaan masyarakat yang ingin mudik berasal dari sektor informal yang baru mendapat libur pada tanggal tersebut.

Ia juga meminta operator serta pemangku kepentingan untuk meningkatkan keselamatan di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.

“Kami harus pastikan semua sarana yang akan dipakai masyarakat harus sudah dilakukan ramp-check. Dari laporan Pak Chandra (Chandra Irawan, Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan) bahwa kapal yang ada di lintas Ketapang-Gilimanuk sudah dilakukan ramp-check,” kata Dirjen Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Jumlah kapal yang tersedia lebih dari 56 unit, namun yang akan beroperasi sebanyak 32 unit dan 100 persen telah dilakukan pemeriksaan kelaikan (ramp-check) terhadap kapal-kapal penyeberangan tersebut.

“Ada beberapa pesan dan kebijakan dari Bapak Menteri Perhubungan terkait penyeberangan yaitu memastikan keselamatan sarananya dengan melakukan ramp-check, menyediakan fasilitas keselamatan seperti life jacket (pelampung jaket), life-buoy (pelampung penolong), sekoci yang ada di dalam kapal sesuai kapasitasnya. Pastikan juga jumlah manifes,” katanya.

Ia menilai perkiraan kapal yang ada sudah mencukupi tinggal soal pengawasannya, terlebih soal keamanan juga menjadi isu.

“Jadi mohon kepada polisi untuk memperketat aspek keamanan karena rawan dari orang-orang yang ingin memanfaatkan situasi,” kata  Budi.

Senada dengan Budi, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk Fahmi Alweni menjelaskan bahwa puncak arus mudik terjadi pada H-3 dan H-2 di mana akan terjadi pertumbuhan penumpang lima persen, roda dua juga lima persen, sementara roda empat di atas 10 persen.

Selain untuk mencegah adanya antrean, pihaknya juga menerapkan sistem pembayaran non-tunai. “Penjualan tiket penumpang maupun roda dua non-tunai, sementara untuk roda empat bisa non-tunai maupun cash,” kata Fahmi.

Untuk itu, ASDP menambah jumlah loket di Pelabuhan Ketapang yaitu tiga loket penumpang, delapan loket kendaraan roda dua, dan sembilan loket kendaraan roda empat.

Dia menambahkan akan ada tujuh dermaga yang akan dipakai di Ketapang dan Gilimanuk dengan ada 32 kapal yang akan melayani pemudik. Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik HZ menyampaikan bahwa dari pihak kepolisian akan ada operasi bertajuk Operasi Ketupat Semeru mulai 29 Mei-10 Juni.

“Di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang akan ada pos pelayanan dan pos terpadu, ada call center dan cctv untuk memantau pergerakan kapal dan situasi pelabuhan. Dan setiap 2-3 jam kami akan melakukan pantauan dari udara dengan drone,” kata Taufik.

Baca juga: Mulai 30 Mei, Jalan Perimeter Selatan Soekarno-Hatta dibuka 24 jam
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019