Kupang (ANTARA News) - Meluapnya tiga sungai di Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), telah membanjir pemukiman penduduk setempat dalam sepekan terakhir sehingga 228 rumah tergenang hingga setinggi satu meter. Menurut Bupati Timor Tengah Utara, Gabriel Manek, yang ditemui di Kupang, Jumat, tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun penduduk di empat desa itu panik dan berupaya mengungsi ke dataran tinggi. Ratusan rumah yang tergenang banjir itu berada di empat desa yakni sebanyak 159 unit rumah di Desa Motadik, 52 unit rumah di Desa Maukabatan, 13 unit rumah di Desa Oemana dan empat unit rumah di Desa Nonotbatan. "Saya sudah perintahkan Wakil Bupati agar turun ke lapangan beserta dinas teknis guna menangani bencana banjir itu. Penduduk yang panik bisa diarahkan ke lokasi pengungsian dan diberi bantuan tanggap darurat," ujarnya. Bantuan tanggap darurat juga sedang diupayakan, terutama bahan makanan, tarpal dan obatan-obatan bagi penduduk yang mengungsi ke lokasi yang relatif aman dari kemungkinan banjir susulan. Manek mengatakan banjir itu bersumber dari luapan tiga sungai yakni sungai Motabenar yang menggenangi perkampungan Motadik, sungai Ponu yang menggenangi Oemana dan sungai kecil (kali) yang menggenangi perkampungan penduduk di Nonotbatan dan Maukabatan. Empat desa di Kecamatan Bibiko Anleu itu merupakan dataran rendah sehingga mudah digenangi luapan air dari ketiga sungai itu, saat musim hujan. "Bencana banjir seperti itu sudah pernah terjadi dua tahun lalu dan juga telah diimbau agar penduduk mewaspadai bencana banjir terutama di musim penghujan akhir tahun hingga awal tahun berikutnya," ujarnya. Ia menambahkan, selain mengajak penduduk di kawasan rentan banjir agar pindah ke lokasi yang relatif aman, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara juga selalu memberi perhatian serius agar bencana banjir tidak menelan korban jiwa atau harta benda yang berarti. "Pembangunan tanggul penahan banjir di sejumlah lokasi sudah dilakukan namun jika luapan air terus terjadi maka perlu dilakukan perbaikan agar pemukiman penduduk aman dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan," ujar Manek. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008