Biak (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor, Provinsi Papua, dalam kurun waktu tiga tahun (2004-2007) telah memprioritaskan program rehabilitasi hutan dan lahan kritis seluas 8.030 hektare (ha) dari total keseluruhan 60.896 hektare (ha). Bupati Biak Numfor, Yusuf Melianus Maryen, di Biak, Jumat, mengatakan bahwa lahan kritis yang berhasil ditanami kembali melalui program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) di 10 distrik Kabupaten Biak Numfor telah membawa hasil secara nasional sejak tahun 2005-2006. "Bukti keseriusan Pemkab Biak Numfor dalam mengatasi lahan kritis lewat Gerhan selama kurang lebih dua tahun berturut-turut (2005-2006) mendapatkan penghargaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 28 November 2007 dalam program penanaman secara nasional 28 November di Cibadak, Kabupaten Bogor," katanya, menanggapi keberhasilan program Gerhan. Ia mengatakan, keberhasilan kinerja Pemkab Biak Numfor dalam menangani program Gerhan 2005-2006 tidak terlepas dari partisipasi semua kelompok tani hutan di 10 distrik yang terlibat aktif melaksanakan program penanaman lahan kritis. Keberhasilan Pemkab Biak meraih penghargaan nasional Gerhan, lanjutnya, karena kerja keras dari dinas kehutanan yang melaksanakan program ini dengan mengajak penduduk di kampung-kampung agar peduli ikut dengan Gerhan. "Dengan kesadaran masyarakat akan kepentingan hutan-hutan bagi anak cucu mereka, maka setiap program Gerhan yang dilaksanakan warga sangat mendukung, saya harapkan pada tahun depan prestasi nasional ini patut kita pertahankan," kata Maryen didampingi Kepala Dinas Kehutanan Ir Andreas Lamecki. Bahkan, dalam tahun 2008 Pemkab Biak Numfor melalui dinas kehutanan sudah memprogramkan penanaman kembali lahan kritis di berbagai distrik dengan melibatkan masyarakat pemilik hak ulayat maupun kelompok petani hutan. Ia menyebutkan, dengan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam program Gerhan maka beberapa tahun ke depan bibit berbagai jenis pohon kayu yang ditanami saat ini dapat tumbuh berkembang dan besar. Dengan cara penanaman pohon sejak sekarang, lanjutnya, secara langsung masyarakat turut terlibat menjaga hutan serta mendukung program perdagangan karbon dunia yang telah menjadi komitmen negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia sendiri. "Kecil menanam maka besar memanen, ya komitmen kepedulian atas kondisi hutan dan lahan kritis harus mendapat perhatian semua pihak," ujar Maryen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007