Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengungkapkan, kebijakan pemerintah yang berencana melakukan pemisahan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan berpengaruh besar terhadap target pembiayaan otomotif pada 2008. Ketua APPI, Wiwie Kurnia, kepada ANTARA News pada acara di Bank Indonesia (BI), Jumat, mengatakan bahwa pengaruhnya itu sedikit pada komposisi pembiayaan. "Mungkin pembiayaan mobil akan turun, namun untuk pembiayaan sepeda motor optimis tetap akan naik," kata Wiwie di Jakarta. Bahkan, pada tahun depan pertumbuhan pembiayaan akan naik 15 persen atau mencapai Rp150 triliun dan 80 persen untuk pembiayaan kendaraan bermotor, katanya. "Selama tahun ini, APPI menargetkan pembiayaan sebesar Rp130 triliun, sedangkan pada 2008 meningkat 15 persen menjadi Rp150 triliun. Kita akan fokus ke pembiayaan otomotif," kata Wiwie. Dia mengungkapkan, data yang dimiliki APPI, rata-rata transaksi pembiayaan sebesar lima juta dan sebagian besar atau 70 persen transaksi didominasi oleh otomotif, sedangkan sisanya pembiayaan mesin maupun manufaktur. "Kondisi ini diprediksi berlanjut hingga tahun depan. Kami optimistis target ini akan tercapai," katanya. Optimisme tersebut, menurut Wiwie, berdasarkan perkiraan kondisi makro-ekonomi terus membaik dan diikuti oleh indikator perbankan lainnya. Dia menuturkan, suku bunga acuan BI Rate yang turun mencapai delapan persen menjadi salah pendukung peningkatan pembiayaan. Berdasarkan pengalaman pada 2004 lalu, besarnya suku bunga acuan tersebut menyebabkan peningkatan pembiayaan kenderaan bermotor. Kondisi tersebut hampir sama dengan pada tahun depan, namun pembiayaan yang akan marak adalah mobil dengan harga di bawah Rp100 juta. Selain itu, lanjutnya, APPI berusaha menurunkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), sehingga akan menyebabkan biaya turun, lalu bisa menurunkan suku bunga, sehingga terjangkau oleh konsumen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007