Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berniat melepas 40 persen saham PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) pada tahun depan melalui penawaran langsung kepada investor yang bersedia menjadi mitra strategis. Privatisasi itu sebagai upaya memperkuat struktur permodalan dan menjadikan Merpati sebagai bagian dari maskapai tiga terbesar Indonesia, kata Presiden Direktur Merpati, Hotasi Nababan, usai menandatangani Nota Kesepahaman dengan Perum LKBN ANTARA di Jakarta, Kamis. "Rencananya seperti itu. Merpati akan diprivatisasi melalui direct placement (penempatan saham mitra strategis secara langsung, red) mulai pertengahan tahun depan," katanya. Nota kesepahaman yang ditandatangani bertepatan dengan HUT LKBN ANTARA ke-70 itu dilakukan oleh Direktur Utama Perum LKBN ANTARA, Ahmad Mukhlis Yusuf dan Hotasi Nababan. Acara itu juga dihadiri sejumlah undangan antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Ashiddiqie dan Sekretaris Menteri Negara BUMN Mohammad Said Didu. Menurut Hotasi, privatisasi itu ditempuh untuk memperkuat Merpati baik dari sisi struktur permodalan maupun untuk memenangi persaingan yang kian kompetitif di domestik. "Kami ingin tahun depan, Merpati termasuk tiga maskapai terbesar di Indonesia," katanya. Hotasi menjelaskan, nilai dari 40 persen saham tersebut sebagaimana proses privatisasi umumnya adalah tergantung dari persepsi pasar. "Valuasi pasar nantinya akan menentukan berapa harga 40 persen saham tersebut," katanya. Ditanya apakah sudah ada calon mitra strategis yang berminat kepada Merpati, Hotasi optimistis beberapa pihak dari dalam dan luar negeri telah menyatakan minatnya untuk masuk di Merpati. "Mereka itu terdiri dari maskapai, perusahaan keuangan dan lainnya," katanya. Selain itu, secara bersamaan, pada awal tahun depan, Merpati akan melepas Merpati Maintenance Facility (MMF) sebagai anak perusahaan. "Merpati juga akan dicarikan mitra yang tepat sehingga bisa menambah nilai perusahaan dan pada gilirannya akan mendongkrak pemesanan perawatan pesawat baik domestik, regional maupun internasional," katanya. Hotasi mengatakan, saham PT MMF secara bertahap juga akan dilepas yakni tahap pertama 30 persen dan kedua, hingga 49 persen. "Jadi, 51 persen nantinya tetap dimiliki oleh Merpati," kata Hotasi. Rencana 2008 Terkait dengan rencana 2008, Hotasi menyebutnya sebagai tahun ekspansi dan ekstensivikasi antara lain dengan menghidupkan kembali rute-rute tradisional Merpati, penambahan frekuensi penerbangan yang sudah ada dan pembukaan rute-rute pengumpan (feeder). Fokusnya antara lain, "menguasai" penerbangan dari Papua ke bagian barat Indonesia. "Target tahun depan adalah The year of Go West," katanya. Selain itu, Merpati juga siap membuka rute-rute feeder di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan lainnya dengan konsep New Commuter Service (NCS). "Untuk itu, pada akhir 2008 rencana kami, adalah pengadaan 10 pesawat Cassa 121-400 senilai 50 juta dolar AS dengan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (DI). Sementara itu, katanya, terkait dengan kerjasama dengan Perum LKBN ANTARA, Hotasi mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan jaringan luas ANTARA sebagai Kantor Berita Indonesia untuk kepentingan korporasi, sosialisasi dan promosi Merpati dalam beberapa tahun ke depan. "Pada tahap awal, Perum LKBN ANTARA adalah pelanggan korporasi Merpati. Rute-rute baru dan pelayanan Merpati lainnya akan dipublikasikan melalui jaringan ANTARA seperti dalam website www.antara.net.id," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007