Pontianak (ANTARA News) - Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Pontianak kembali menetapkan status keamanan Kota Pontianak sebagai "Siaga Satu" menyusul peristiwa pemukulan dan berbuntut pada konsentrasi massa dan perusakan di sekitar Jl Tanjungpura Pontianak, Kamis (6/12) malam. Wakil Kepala Poltabes Pontianak, AKB (Pol) Andi Musa di Pontianak, Jumat, mengatakan, status Siaga Satu sebelumnya telah ditetapkan Polda Kalbar dan diturunkan menjadi Siaga Tiga setelah situasi yang dinilai kondusif selama pelaksanaan Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Kalimantan Barat. "Kondisi ini (Siaga Satu - red) akan dicabut kalau situasinya semakin membaik," kata Andi Musa. Untuk pengamanan Kota Pontianak, selain menyiagakan seluruh personel, Poltabes meminta bantuan Polda Kalbar berupa tiga kompi Pasukan Pengendali Massa (Dalmas), tiga kompi Brigadir Mobile (Brimob), serta kendaraan taktis yang siaga 24 jam. Pihak Poltabes Pontianak juga akan memberlakukan tembak di tempat apabila terjadi aksi massa yang dapat mengacaukan ketentraman dan ketertiban. "Masyarakat diharapkan dapat menahan diri dan tidak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan," katanya. Setelah aksi massa di pusat perdagangan Kota Pontianak itu, aktivitas masyarakat berjalan dengan normal. Pertokoan dan tempat-tempat lain yang menjadi tempat publik tetap buka dan beraktivitas seperti biasa. Polisi hingga kini masih menangani kasus tersebut termasuk menahan warga berinisial Iks, yang diduga melakukan pemukulan terhadap Syarif Mustafa, 52, sehingga memicu aksi massa. Satu rumah mengalami kerusakan parah yakni milik Iks, di Jalan Tanjungpura Gang 17 Pontianak. Polisi masih menunggu laporan dari pengelola salah satu rumah ibadah warga yang ikut dirusak massa yang kalap. Andi Musa juga melakukan pertemuan terbuka dengan sejumlah tokoh masyarakat Kota Pontianak di Aula Markas Poltabes Pontianak, Jalan Gusti Johan Idrus. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk meredam kemungkinan terjadinya aksi serupa. Sementara Sekretaris Umum Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kalbar, Andreas Acui Simanjaya, mengaku prihatin dan mengajak seluruh lapisan masyarakat Kota Pontianak untuk tetap memelihara suasana kondusif yang sudah ada selama ini. "Mari kita jaga Pontianak dan Kalbar sebagai `rumah kita` bersama. Jika terjadi kekacauan di kota ini, tentunya semua pihak akan dirugikan," kata Andreas Acui Simanjaya. Ia meminta penyelesaian masalah yang terjadi diserahkan kepada aparat kepolisian guna menangani dan melakukan proses hukum. "Pertahankan situasi kondusif yang selama ini sudah ada. Situasi kondusif memudahkan semua komponen masyarakat menjalani semua aktifitas hidup dengan lebih baik," katanya. Acui juga menyatakan, semua warga Pontianak bersaudara, saling membutuhkan dan merupakan keluarga besar. Sehingga telah menjadi kewajiban bersama untuk menjaga kerukunan yang terbina selama ini. Meski menyesalkan adanya rumah ibadah yang rusak, ia mengharapkan peristiwa itu tidak terulang lagi. "Kelenteng merupakan fasilitas umum dan dibutuhkan masyarakat, semoga tidak terulang lagi," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007