Jakarta (ANTARA News) - Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) memperkirakan kapitalisasi bisnis properti tahun 2008 akan mengalami penurunan, kecuali untuk sektor perumahan yang justru mengalami kenaikan. "Kapitalisasi proyek properti yang mengalami penurunan diantaranya pusat belanja dan ruko, sementara untuk apartemen, kantor, hotel, termasuk perumahan mengalami kenaikan," kata Pimpinan PSPI, Panangian Simanungkalit, di Jakarta, Rabu. Sementara itu, kontribusi perbankan terhadap kapitalisasi bisnis properti diperkirakan akan mengalami kenaikan. Apabila tahun 2007 diperkirakan 45 persen, maka dalam tahun 2008 meningkat menjadi 51 persen, kata Panangian. Panangian juga memperkirakan, penjualan rumah dalam tahun 2008 mencapai 218.508 unit, lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 sebanyak 195.283 unit. Kontribusi terbesar penjualan rumah berasal dari KPR subsidi BTN sebanyak 120.000 unit. Begitu juga dari segi nilai transaksi untuk sektor perumahan diperkirakna dapat mencapai Rp26,9 triliun. Lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 Rp22,7 triliun. Sedangkan transaksi tertinggi berasal dari KPR bank swasta non subsidi. Panangian memperkirakan, pembangunan kantor, mal, pusat belanja, kondominium mewah akan mengalami penurunan, sedangkan pembangunan apartemen menengah akan terus marak sekalipun terjadi peningkatan kekosongan. Panangian melihat masih banyak sifat pengembang yang harus diubah seperti kecenderungan bersifat spekulatif, masih bergantung pada modal kredit, kurang transparan serta masih terjadi penipuan kepada konsumen. Disini perlunya pengembang untuk go public dan go international sehingga mereka akan lebih transparan. Hal senada juga diungkap pengamat properti Ari Tranghanda yang mengatakan, harga sewa maupun penjualan pusat belanja dan sektor ritel masih tertekan. Dia juga mengingatkan agar hati-hati terhadap kejenuhan pasar yang diisitilahkan sebagai limitasi. Terutama limitasi lokal, bisa saja suatu daerah masih berpeluang, sedangkan daerah lain sudah jenuh. Sedangkan untuk sektor perkantoran, Ali mengatakan, masih terjadi kenaikan tingkat hunian dalam tahun 2008. Sedangkan untuk sektor apartemen menengah akan terjadi pergeseran di luar areal pusat kawasan bisnis (CBD). Peluang berlokasi di Cibubur, Serpong, Kemang, Bintaro, Sawangan, Bekasi Timur. Kemudian untuk daerah, cenderung di Bandung, Samarinda, Surabaya Selatan, Batam, Jambi, Riau, dan Bintan. Pendanaan di sektor properti dalam tahun 2008 akan didominasi melalui penjualan kepemilikan saham (go public) serta melalui instrumen baru Realestat Investment Trusts (REITs), termasuk yang sudah lama dikenal dari perbankan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007