Bengkulu (ANTARA News) - Walikota Bengkulu Ahmad Kanedi menyatakan bahwa isu akan adanya gempa besar pada 23 Desember 2007 telah berdampak pada merosotnya perekonomian masyarakat di Kota Bengkulu. "Biasanya satu bulan menjelang tahun baru seluruh hotel dan penginapan di sepanjang kawasan obyek wisata Pantai Panjang sudah habis dipesan, sekarang belum ada satupun kamar yang dipesan," katanya saat ditemui di Bengkulu, Selasa. Kanedi mengatakan, keluhan tersebut bukan hanya datang dari pengusaha hotel tapi juga dari pedagang dan sopir Angkot karena saat ini situasi perdagangan dan angkutan ikut sepi. Dampak isu gempa dan tsunami tersebut sangat terasa pengaruhnya terhadap roda perekonomian Kota Bengkulu. Walikota juga mengatakan isu gempa yang disuarakan oleh "pengamat" gempa Brasil itu juga berdampak pada keengganan investor untuk berinvestasi di Kota Bengkulu. Ia mencontohkan, sebelum adanya isu gempa, sudah ada beberapa pedagang besar yang mengirimkan barang dagangannya untuk berinvestasi di Bengkulu Indah Mall (BIM) di kawasan Pantai Panjang. Namun akibat isu tersebut seluruh barang dagangan yang sudah masuk ditarik kembali ke daerahnya masing-masing. "Isu gempa bumi itu telah meresahkan masyarakat dan dampaknya aktivitas ekonomi juga merosot," kata Kanedi yang dilantik menjadi Walikota pada November lalu. Ia berharap, adanya penjelasan bahwa ramalan "profesor" Brasil itu tidak benar akan kembali membangkitkan semangat masyarakat dan perekonomian di daerah itu, termasuk memulihkan kepercayaan investor.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007