Batam (ANTARA) (ANTARA) - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI, Harry Azhar Azis mengikuti tradisi ziarah kubur jelang Ramadhan dengan mengunjungi makam ayahnya di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Minggu.

"Saya sengaja datang dari Jakarta ke Tanjungpinang khusus untuk ziarah dan berdoa ke makam ayahanda tercinta," kata Harry Azhar Azis usai ziarah.

Ayahanda dari mantan Ketua BPK RI itu, Abdul Azis dimakamkan di Taman Makam Bahagia Kota Tanjungpinang.

Harry ditemani adiknya yang berdomisili di Tanjungpinang dan sejumlah kerabatnya yang lain.

Menurut Harry, tradisi ziarah kubur penting dilakukan untuk mendoakan orang tua.

Mendoakan orang tua bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Tidak Perlu menunggu menjelang Ramadhan. Namun, tradisi mengajarkan ziarah kubur dilakukan menjelang Ramadhan.

Saat ziarah, Harry menaburkan bunga dan berdoa.

Harry Azhar Azis yang lahir di Kota Tanjungpinang, 25 April 1956, merupakan ahli ekonomi.

Sebelum menjabat ketua dan anggota BPK RI, Harry pernah menjabat wakil ketua Komisi XI DPR RI, yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan nasional dan perbankan.
​​​​​​
Selain Harry, sejumlah warga Kepri juga melaksanakan tradisi ziarah kubur, menjelang Bulan Suci Ramadhan 1440 Hijriyah.

Menurut seorang warga, Diana, ziarah kubur adalah tradisi, bukan ajaran agama yang harus dilakukan.

Ia menyatakan percaya, doa bisa disampaikan di mana saja, tidak harus datang ke pemakaman.

Dalam ziarah, Diana dan keluarganya menaburkan bunga, dan membacakan Al Fatihah yang disambung dengan Surat Yasin untuk orang tuanya.

Sementara itu, tradisi ziarah kubur menjadi peluang bagi penjual kembang di kuburan.

Penjual kembang, Natalia, mengatakan dalam sehari bisa menjual sekitar 100 kantong bunga. Padahal pada hari biasa bunga yang terjual hanya satu hingga lima bungkus.

Bunga yang dijualnya merupakan campuran dari daun pandan, bunga kertas dan bunga kamboja yang dikemas dalam plastik. Dua plastik dijual seharga Rp5.000.

Daun pandan dibelinya dari pasar, sedangkan bunga kertas dan bunga kamboja dicarinya sendiri.

"Kalau bunga kertas, cari dari luar. Kalau kamboja diambil di sekitar pemakaman, kan banyak," kata dia.*


Baca juga: Pemakaman Islam ramai dikunjungi jelang Ramadhan

Baca juga: Tradisi ziarah kubur tingkatkan pendapatan penjual daun pandan





 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019