Nusa Dua (ANTARA News) - Gubernur Papua Barnabas Suebu tampaknya bakal menjadi satu-satunya kepala daerah di Indonesia yang memperoleh tawaran "istimewa" dalam konferensi perubahan iklim (UNFCCC) di Nusa Dua, Bali, 3-14 Desember 2007. Ia diundang khusus oleh PBB untuk hadir di UNFCCC, terkait tawaran proyek "jual-beli" emisi karbon, berkat kebijakannya menghentikan penebangan hutan atau moratorium di wilayahnya. Sumber di Paviliun Indonesia yang mengetahui hal itu, Senin siang menyebutkan, Barnabas Suebu tengah ditunggu kehadirannya di Hotel Westin, Nusa Dua, tempat penyelenggaraan UNFCCC. Belum diperoleh penjelasan lebih detail, Barnabas Suebu akan diterima oleh siapa dan apa saja yang akan dibicarakan dengan PBB terkait potensi hutan Papua yang berhak memperoleh kompensasi proyek pembangunan berkelanjutan (CDM) dari negara maju. Sumber ANTARA menyebutkan dalam mekanisme perdagangan karbon itu Papua menghendaki bisa langsung berhubungan dengan PBB, tanpa melalui pemerintah pusat, Jakarta, sebagai perwujudan otonomi daerah. Namun pemerintah RI mewajibkan semua mekanisme proyek pembangunan bersih lewat pusat, karena itu merupakan kewenangan negara untuk berhubungan dengan luar negeri. Nanggroe Aceh Darussalam yang mengikuti jejak Papua melakukan moratorium atas penebangan hutan, juga mendapat tawaran proyek CDM khusus dari PBB, namun gubernurnya tidak diundang dalam konferensi itu. Salah satu propinsi di Brasil juga memperoleh tawaran istimewa soal yang sama, sehingga di dunia hanya ada tiga propinsi. Sejumlah pihak, termasuk pengelola Paviliun Indonesia di UNFCCC, masih menunggu kedatangan Barnabas Suebu guna diminta penjelasannya. (*)

Copyright © ANTARA 2007