Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) yang diikuti 189 negara di Bali, 3-14 Desember, tidak hanya membahas isu-isu masa depan namun juga isu-isu yang tertunda. "UNFCCC tidak hanya membahas isu masa depan tentang perubahan iklim tapi juga isu-isu yang tertunda (pending issue) yang sudah menggantung beberapa lama," kata Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Departemen Luar Neger RI Salman Al-Farisi di Bali, Senin. Salman menjelaskan bahwa isu yang tertunda itu antara lain adalah mengenai dana adaptasi dan pengurangan emisi. Tentang dana adaptasi, lanjut dia, diharapkan dalam Konferensi Bali dapat disepakati siapa atau lembaga apa yang akan mengatur dana adaptasi yang nantinya akan dimanfaatkan oleh negara-negara berkembang. "Selama ini kan belum ada kesepakatan tentang itu," katanya seraya menjelaskan kemungkinan bentuk lembaga atau organisasi yang disepakati. Kemudian, lanjut Salman , adalah masalah pengurangan emisi akibat deforestasi. "Kita harapkan dapat disepakati hal-hal yang kita inginkan, misalnya pelaksanaan pilot project (Proyek percontohan, red) tentang metode pemberian insentif dan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) di bidang forestasi," jelasnya. UNFCCC yang digelar di Bali adalah konferensi iklim terbesar dalam beberapa tahun terakhir yang bertujuan untuk menyepakati suatu pengaturan baru pasca Protokol Kyoto yang akan berakhir pada 2012. "Kita harap akan sudah dapat disepakati suatu mekanisme baru sebelum 2012," ujarnya. Harapannya, lanjut Salman, tinggi namun publik tetap harus realistis karena perundingan tidak mudah. (*)

Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2007