Malang (ANTARA News) - Hingga menjelang bulan terakhir di tahun ini, tercatat sudah 17 dari 65 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Malang, Jatim, meninggal dunia. Menurut Ketua Sekretariat Tetap Komisi Pemberantasan Aids Darah (KPAD) Kabupaten Malang, Adi Purwanto, sejak pertama kali ditemukan kasus aids di daerahnya pada 1991, secara kumulatif jumlah penderita penyakit ganas itu di Kabupaten Malang 221 orang dan 61 diantaranya meninggal dunia. Data pengidap virus HIV/Aids itu ditemukan melalui pemerikasaan pada klinik Voluntary Counseling Test (VCT) di puskesmas Sumberpucung dan Puskesmas Gondanglegi kabupaten Malang, serta di Rumah Sakit Kepanjen. "Itu jumlah penderita yang terdeteksi, kami yakin jumlah sebenarnya lebih dari 1000 orang. Pengidap HIV/AIDS di kabupaten Malang seperti halnya fenomena gunung es yaitu yang nampak di permukaan hanya kecil saja, namun yang di bawah akan membesar," katanya di Malang, Jumat. Menurut dia, pihaknya telah berupaya memberi saran kepada masyarakat untuk memeriksakan kesehatan terutama kelompok warga masyarakat yang beresiko terkena HIV/AIDS antara lain yang pernah menggunakan narkoba suntik maupun mereka yang menjalani gaya hidup seks bebas. Dalam melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS, KPAD Malang selain menggandeng beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga menggandeng Badan Narkotika Kabupaten (BNK) kabupaten Malang dengan jalan melakukan pencerahan dengan memakai tokoh agama salah satunya dai atau ustad. "Dengan menggandeng beberapa elemen masyarakat kami berharap masyarakat semakin peduli pada kesehatan pribadinya. Selain itu kami berharap masyarakat semakin mengetahui bahaya yang disebabkan oleh HIV/AIDS," katanya menambahkan. Lebih lanjut ia menjelaskan, dari 211 ODHA di kabupaten Malang 50 persen di antaranya tertular akibat mengonsumsi narkoba dengan jarum suntik. Selebihnya tertular lewat hubungan seks bebas yang tidak sehat dan keturunan dari pengidap HIV/AIDS. Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Malang Muhammad Fauzy mengatakan, dengan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di kabupaten Malang, maka jumlah yang meninggal dunia juga kan meningkat. Untuk itu diperlukan pengetahuan pada masyarakat yaitu tata cara memandikan jenazah yang terkena HIV/AIDS. "Kami telah melakukan pelatihan pada 30 `modin` atau kaur Kesejahteraan Rakyat (kesra) terkait cara memandikan jenazah ODHA. Pasalnya hingga saat ini masyarakat masih takut tertular jika ikut memandikan. Untuk itu diperlukan pemahaman dan tata cara yang benar memandikan jenazah penderita HIV/AIDS," katanya. Menurut dia, dengan adanya sosialisasi tata cara memandikan jenazah penderita HIV/AIDS diharapkan masyarakat tidak canggung lagi dalam memandikan jenazah yang terkena HIV/AIDS. Virus perusak sistem kekebalan tubuh pada HIV itu hanya menular melalui hubungan seks, darah dan Air Susu Ibu (ASI), sehingga jika hanya bersentuhan dengan pengidapnya, memakai peralatan bersama tidak akan menular.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007