Bandung (ANTARA News) - Penjualan mobil di dalam negeri diperkirakan menembus angka 425 ribu unit sampai 430.000 unit dengan asumsi naiknya penjualan mobil pada dua bulan terakhir tahun 2007, demikian perhitungan Toyota Astra Motor (TAM). "Pasar mobil tahun 2007 bisa mencapai sekitar 425.000 sampai 430.000 unit," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto, pada lokakarya PT Astra Internasional Tbk dengan wartawan industri di Bandung, Jawa Barat. Hal itu, menurut dia, berdasarkan perkiraan kenaikan penjualan mobil sekitar 30 persen pada November 2007 menjadi sekitar 40,5 ribu hingga 41,5 ribu unit dibanding bulan sebelumnya yang hanya mencapai 31,3 ribu unit. Ia juga memperkirakan, pada Desember 2007 penjualan mobil berada pada kisaran 35,5 ribu - 39,5 ribu unit. "Kisaran yang agak besar itu, karena adanya ketidakpastian pasar pada akhir tahun tersebut," katanya. Joko mengatakan, pada Desember 2007 biasanya pasar mobil agak sulit diprediksi terkait adanya Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK), yang membuat ragu konsumen memberi kendaraan di akhir tahun. "Tapi, pada satu sisi, akhir tahun juga banyak yang menghabiskan budget mereka untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu, rentang perkiraan penjualan pada Desember agak besar," katanya. Joko mengatakan, sampai akhir tahun ini, kenaikan harga minyak mentah dunia belum mengganggu kinerja produksi dan penjualan mobil di Indonesia. "Pasar otomotif sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan pergerakan sektor riil. Kalau dampak harga minyak dunia mengganggu pertumbuhan ekonomi, maka pasar otomotif akan turun," katanya. Namun, ia mengakui, gejolak harga minyak dunia harus diwaspadai, karena bisa mengganggu proyeksi kinerja industri otomotif nasional. Pada 2008, Joko memproyeksikan, penjualan mobil nasional masih akan tetap tumbuh sekitar 15-20 persen atau mencapai sekitar 500 ribu unit. Proyeksi itu berdasarkan asumsi pada 2008 suku bunga SBI mencapai sembilan persen, bunga pinjaman 15 persen, nilai tukar rupiah Rp9.350 per dolar AS, inflasi tujuh persen, dan pertumbuhan ekonomi 6,4 persen. "Tahun depan target TAM sendiri mampu mempertahankan kepemimpinan pasar dengan pangsa pasar sebesar 34,5 persen," kata Joko menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007