Jakarta, 23 Nopember 2007 (ANTARA) - Pada hari Rabu, 28 Nopember 2007 di desa Cibadak, kecamatan Tanjungsari, kabupaten Bogor, Presiden RI akan melakukan Aksi Penanaman Serentak dan Pekan Pemeliharaan Pohon, menyongsong pertemuan internasional tentang perubahan iklim global. Penanaman serentak ini merupakan kegiatan penanaman yang dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai lokasi di Indonesia. Penanaman serentak ini akan menanam 79 juta pohon, yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, institusi pemerintah, ormas, serta masyarakat di seluruh Indonesia dengan jumlah sasaran 78.433 lokasi. Pemeliharaan pohon merupakan perlakuan terhadap pohon dan lingkungannya dalam luasan dan lama waktu tertentu agar pohon tumbuh sehat dan berkualitas. Pada tanggal 1 Desember 2007 kegiatan Aksi Penanaman Serentak dan Pekan Pemeliharaan Pohon tersebut akan dilanjutkan dengan Aksi Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon yang akan menanam 10 juta pohon di seluruh Indonesia. Tujuan penanaman serentak di seluruh Indonesia adalah untuk mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan absorbsi gas CO2, SO2, dan polutan lainnya, mencegah banjir, kekeringan, dan tanah longsor, serta meningkatkan upaya konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan. Tantangan lingkungan hidup paling berat yang akan dialami manusia di bumi ini ke depan adalah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan global merupakan dampak dari aktivitas manusia terutama dalam penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali, serta perubahan penggunaan lahan. Apabila aktivitas manusia, pertumbuhan penduduk, pola dan gaya hidup berjalan seperti sekarang ini, maka 100 tahun lagi temperatur rata-rata permukaan bumi akan naik sebesar 4,5 derajat C. Implikasinya adalah menurunnya produksi pangan, terganggunya fluktuasi dan distribusi air, naiknya permukaan laut, penyebaran hama dan penyakit tanaman. Indonesia memiliki luas hutan tropis 120,3 juta hektar. Terbesar ketiga di dunia, dengan kekayaan alam yang luar biasa, sehingga dianggap sebagai paru-paru dunia. Persoalan besar hutan Indonesia adalah terjadinya degradasi hutan dan lahan, serta deforestasi yang disebabkan oleh illegal logging, kebakaran hutan, alih fungsi lahan, dan penjarahan hutan. Dengan laju deforestasi 1,08 juta hektar per tahun, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang turut andil terjadinya peningkatan gas rumah kaca secara global. Menurut pakar lingkungan Inggris, Nicholas Stern (2007), menghentikan atau mengurangi laju deforestasi adalah salah satu cara termurah yang dapat dilakukan Indonesia untuk mengurangi dampak pemanasan global. Upaya pemulihan dan pengurangan laju deforestasi di Indonesia telah dilakukan sejak lama. Kebijakan soft landing yang merupakan moratorium logging secara selektif telah dilakukan sejak tahun 2002 sebesar 9,85 juta meter kubik, tahun 2003 6,83 juta meter kubik, tahun 2004 5,93 juta meter kubik, tahun 2005 5,63 juta meter kubik, tahun 2006 8,45 juta meter kubik, dan tahun 2007 9,1 juta meter kubik. Pengendalian penebangan dengan pola TPTI yang ditebang 5-8 pohon per hektar atau 40 meter kubik per hektar. Dari jakah tebangan ini pun realisasi tebangannya hanya sekitar 70%. Selain itu upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan telah dilakukan secara optimal. Upaya pemulihan sumberdaya hutan antara lain dilakukan melalui kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003. Target Gerhan awalnya 3 juta hektar dari tahun 2003-2007. Kemudian diperluas menjadi 5 juta hektar sampai tahun 2009. Pembangunan Hutan Tanaman Industri ditargetkan seluas 5 juta hektar sampai tahun 2009. Sampai tahun 2007 pembangunan HTI telah mencapai 254 unit dengan luas 3,57 juta hektar. Pembangunan Hutan Rakyat saat ini luasnya sekitar 1,6 juta hektar, dan rencana pembangunan Hutan Tanaman Rakyat 5,4 juta hektar sampai tahun 2009. Selain itu terdapat pula hasil-hasil tanaman Kampanye Indonesia Menanam dan penanaman swadaya masyarakat. Hasil-hasil tanaman tersebut sangat berharga dan patut kita banggakan. Nilai kesadaran dan komitmen kemauan menanam yang sudah ada pada rakyat Indonesia secara swadaya tanpa bantuan pihak luar negeri ini patut kita banggakan. Dalam upaya mendorong semangat kebersamaan dan tekad kuat seluruh masyarakat untuk perbaikan lingkungan, perlu dilakukan penanaman serentak sebagai langkah awal dimulainya kegiatan penanggulangan pemanasan global, dengan Aksi Penanaman Serentak dan Pekan Pemeliharaan Pohon yang akan dilaksanakan tanggal 28 Nopember 2007. Pertemuan internasional tentang perubahan iklim global di Bali merupakan momentum strategis menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia telah lama memiliki kesadaran, kepedulian, dan tekad yang besar serta kemampuan memulihkan degradasi sumberdaya hutan dan lahan. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi Achmad Fauzi, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007