Jakarta (ANTARA News) - Dua perampok yang beroperasi di kereta listrik (KRL) jurusan Jakarta - Bogor ditembak mati oleh tim reserse Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (12/11) malam, kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Choirul Anwar. "Kedua perampok itu adalah Wawan (21) dan Bram," katanya di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, kedua tersangka itu ditembak karena berusaha kabur ketika diminta polisi untuk menunjukkan tempat tinggal kawan-kawan mereka di Pamulang, Tangerang. Kasus ini berawal ketika Indri (21), warga Pancoran Mas Depok naik KRL dari Jakarta menuju Depok, Senin (12/11). Ketika KRL melintas di Stasiun Pasar Minggu Baru, Jakarta Selatan, kedua tersangka menodong Indri dengan kapal dan celurit serta meminta paksa barang berharga milik korban. Namun, korban melawan bahkan beberapa penumpang ikut membantu Indri melawan kedua perampok itu. Keributan di dalam gerbong kereta itu terdengar oleh polisi yang berada di sekitar lokasi itu karena banyak penumpang yang berteriak "rampok!" Kedua tersangka pun ditangkap polisi lalu dibawa ke pos polisi terdekat. Dari kedua tersangka, polisi menyita barang bukti berupa kapak, celurit, dompet berisi uang Rp265 ribu milik Indri dan dua telepon seluler. "Kedua HP ini juga hasil menodong penumpang yang turun di Stasiun Manggarai," kata Choirul Anwar. Kedua tersangka mengaku bahwa dalam beraksi, mereka selalu bersama tiga kawan lain sehingga polisi meminta kedua tersangka untuk menunjukkan rumah ketiga kawannya itu. "Saat diminta menunjukkan tersangka lain di Pamulang, kedua tersangka memberikan keterangan berbelit-belit bahkan berusaha kabur," katanya. Karena tembakan peringatan tidak dihiraukan, polisi lalu menembak ke arah badan hingga membuat kedua tersangka jatuh tersungkur. "Mereka meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit Polri, Kramat Jati," katanya. Dari interogasi singkat selama berada di perjalanan, kedua tersangka pernah terlibat penodongan terhadap pengguna jalan raya di Permata Hijau, Kebon Jeruk dan Lenteng Agung.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007