Estopona, Malaga (ANTARA News) - Raja Spanyol. Juan Carlos agaknya memang termasuk tokoh yang unik. Hal itu setidaknya terlihat pada Kongres ke-2 Kantor Berita Sedunia di Estepona, Andalusia, Spanyol, kemarin. Kala itu, dia tidak saja membuka secara resmi kongres tersebut, tetapi juga merangkap sebagai pembawa acara (MC). Raja Spanyol yang duduk di panggung bersama beberapa pejabat termasuk walikota Estepona, menyilahkan Ketua Kantor Berita Spanyol EFE menyampaikan pidato dan juga wakil dari UNESCO, serta utusan dari Rusia, sebelum akhirnya ia sendiri menyampaikan pidato sambutannya. Kongres yang dihadiri seratusan peserta ini akan berlangsung hingga 27 Oktober. Mereka antara lain akan membahas nasib para wartawan kantor berita sedunia. General Manager Kantor Berita Bernama, Malaysia, Datuk Azman Ujang, sangat terpukau dengan "pekerjaan sampingan" sang Raja yang dalam pembukaan itu didampingi oleh Ratu Sofia. Usai menjadi pembawa acara, Raja Juan Carlos pun mengatakan bahwa kini gilirannya menyampaikan pidato yang disambut dengan tepuk tagan oleh para peserta kongres yang datang dari seluruh dunia. "Wah, kalau di Malaysia tidak umum itu dan tidak mungkin Raja Malaysia berbuat hal yang sama," ujar Datuk Azman Ujang. Indonesia pada "event" ini diwakili tiga pejabat tinggi dari Perum LKBN ANTARA. Mereka adalah Direktur Pemberitaan/Pemimpin Redaksi, M Saiful Hadi, Wakil Pemred, Akhmad Kusaeni, serta Direktur Umum dan SDM, Rajab Ritonga. Juan Maria Calvo dari Kantor Berita Spanyol, EFE, mengatakan, tugas rangkap seperti itu merupakan hal yang biasa bagi Juan Carlos. Bahkan, saat acara ramah-tamah dengan seluruh peserta, tanpa protokol yang ketat, Raja dan Ratu dengan bebasnya berbicara dengan seluruh peserta, termasuk dengan delegasi dari Indonesia. Ratu Sofia yang dua tahun lalu pernah ke Pulau Nias, Sumut, untuk menyampaikan bantuan dan menyaksikan dari dekat para korban tsunami, bertanya kepada delegasi Indonesia, apakah kondisi di Pulau Nias kini sudah lebih baik. Dia berharap suatu saat bisa berkunjung kembali ke Indonesia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007