Banda Aceh (ANTARA News) - Kerja sama Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (Perum LKBN) ANTARA dengan Kantor Berita Palestina (WAFA) diharapkan dapat memberikan informasi positif mengenai Indonesia dan perjuangan bangsa Palestina kepada dunia internasional. "Saya berharap MoU Perum LKBN ANTARA-WAFA itu merupakan sejarah baru khususnya dalam penyebaran informasi positif tentang perjuangan bangsa Palestina dari penindasan zionis Israel," kata pakar Komunikasi IAIN Ar-Raniry Darussalam, DR A Rani Usman kepada ANTARA News di Banda Aceh, Selasa. Hal itu disampaikan Dosen Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Darussalam menanggapi MoU Perum LKBN ANTARA-WAFA yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Palestina Mahmoud Abbas di Jakarta, Senin (22/10). Penandatanganan MoU mengenai kerja sama pertukaran berita itu dilakukan Direktur Utama (Dirut) Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi di Istana Merdeka Jakarta. Ia mengharapkan kerja sama tersebut dapat mengembangkan informasi tentang harkat dan martabat khususnya bangsa Palestina yang hingga saat ini masih berjuang dan melawan terhadap penindasan Zionis Israel. "Wajar Indonesia yang mayoritas penduduknya umat muslim terbesar di dunia untuk memberikan dukungan penuh bagi perjuangan rakyat Palestina, termasuk menyebarkan informasi positif tentang perjuangan meraih kemerdekaan negara di timur tengah itu," kata A Rani. Harkat dan martabat perjuangan bangsa Palestina itu bisa dilakukan lewat penyebaran informasi positif oleh Perum LKBN ANTARA, sebagai satu-satunya kantor berita resmi Indonesia, ujar dosen IAIN Ar-Raniry itu. "Selama ini, kita menyaksikan pemberitaan perjuangan bangsa Palestina yang disiarkan media massa nasional itu lebih banyak mengutip sumber dari kantor berita asing, namun ke depan publik Indonesia diharapkan bisa memperolehnya dari sumber asli di Palestina yang kemudian disebarluaskan oleh LKBN ANTARA," kata dia. A Rani Usman juga mengharapkan kerjasama LKBN ANTARA-WAFA dapat menepis pemberitaan media barat yang cendrung berpihak kepada Zionis Israel. "Bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat itu secara emosional terikat dengan Israel, sehingga perjuangan rakyat Palestina dalam menuntut haknya selalu diabaikan termasuk dengan menggunakan kekuatan media dalam pembuntukan opini dunia," ujarnya. Selain itu, ia juga berharap kerja sama kedua kantor berita internasional itu dapat mengembangkan informasi kebudayaan tentang bagaimana Indonesia bisa bersatu meski dihuni banyak suku dan agama, sehingga bisa dijadikan contoh untuk mempersatukan bangsa Palestina. "Hendaknya juga Palestina bisa mengadopsi konsep multietnis dan ras seperti di Indonesia, sehingga kedepan bangsa Palestina bisa hidup rukun serta menjadi alat perjuangan dalam menghadapi berbagai gejolak yang datang dari negara lain, termasuk Israel," ujarnya. Pemerintah dan rakyat Indonesia dapat berbuat banyak dalam memberikan dukungan bagi terwujudnya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka, kata A Rani Usman. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007