Kediri (ANTARA News) - Sekira seratus personel TNI Angkatan Darat (AD) disiagakan untuk membongkar beberapa jembatan yang berada di atas aliran lahar Gunung Kelud di wilayah Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur. "Tadi kami sudah minta data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kediri tentang beberapa jembatan yang bisa kami bongkar," kata Panglima Kodam V Brawijaya, Mayjen TNI Syamsul Mappareppa, saat mengunjungi para pengungsi ancaman letusan Gunung Kelud di Balai Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Rabu. Menurut dia, beberapa jembatan tersebut dianggap dapat mengganggu aliran lahar Gunung Kelud yang sejak Selasa (16/10) lalu statusnya dinaikkan dari Siaga (Level III) ke Awas (Level IV). Berdasar pengalaman letusan pada 10 Februari 1990, maka aliran lahar Gunung Kelud terhambat oleh beberapa jembatan yang ada di atas sungai. "Untuk teknis pembongkarannya, biar personel kami yang berkoordinasi langsung dengan dinas terkait," katanya, saat mendampingi Gubernur Jatim, Imam Utomo, dalam rangkaian peninjauan para pengungsi ancaman letusan Gunung Kelud di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar. Permintaan Syamsul Mappareppa mendapat dukungan dari Imam Utomo, yang juga mantan Pangdam Brawijaya, untuk segera melaksanakan pembongkaran sebelum letusan Gunung Kelud benar-benar terjadi. "Kalau bisa secepatnya berkoordinasi dengan pihak terkait sebelum terjadi letusan," katanya sambil minta persetujuan Bupati Kediri Sutrisno saat berada di tempat pengungsian Balai Desa Tawang. Sampai saat ini sudah ada tujuh tempat penampungan lahar yang disiapkan Pelaksana Proyek Gunung Kelud Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah RI. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007