Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofyan Djalil melantik direksi dan komisaris baru dari 19 BUMN di Jakarta, Rabu, salah satu di antaranya direksi Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (Perum LKBN) ANTARA. Pelantikan direksi kantor berita itu menyusul Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA yang ditetapkan pada 18 Juli 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jajaran direksi Perum LKBN ANTARA yang dipercayakan oleh negara adalah Dr Ahmad Mukhlis Yusuf (41) sebagai Direktur Utama, Ir. Rully Charmeianto Iswahyudi (37) sebagai Direktur Pemasaran, Drs. M Saiful Hadi (49) sebagai Direktur Pemberitaan dan Keuangan, dan Drs. Rajab Ritonga, MSi (48) sebagai Direktur Umum dan SDM. Sementara Asro Kamal Rokan yang sejak Juli 2005 mengemban tugas sebagai Pemimpin Umum LKBN ANTARA beralih tugas ke dalam Dewan Pengawas bersama Sambas Mulyana dari Ditjen Anggaran Depkeu, Dwijanti Tjahjaningsih dari Kementerian Negara BUMN, dan Henry Subiakto dari Depkominfo. Dalam wawancara dengan ANTARA News, Sofyan Djalil berharap ANTARA menjadi kantor berita kelas dunia (world class news agency). "Visinya akan diarahkan ke sana tetapi itu juga akan sangat tergantung pada kinerja manajemennya," katanya. Ia menegaskan, ANTARA memiliki peran utama dalam rangka diseminasi informasi dan pemberitaan di seluruh Indonesia. Pelantikan direksi Perum LKBN ANTARA yang dilakukan berdasarkan surat keputusan Menneg BUMN Nomor 216/MBU/2007 tertanggal 5 Oktober 2007 itu menjadi babak baru perjalanan sejarah ANTARA yang didirikan oleh Adam Malik, Soemanang, Pandoe Kartawigoena, dan Sipahoetar pada 13 Desember 1937. Bagaimana direksi baru akan membawa ANTARA ke depan? Mukhlis yang sekitar satu tahun terakhir menjadi konsultan bisnis ANTARA menyatakan bahwa dia membawa tiga agenda besar untuk Perum LKBN ANTARA, pertama, konsolidasi, kedua, membangun landasan bisnis, dan ketiga melakukan kemitraan strategis. Pada tahap konsolidasi, direksi akan menyamakan visi bersama seluruh karyawan. "Pada tahapan ini direksi harus banyak mendengar," katanya. Kemudian melakukan konsolidasi atas bisnis-bisnis ANTARA yang ada, dan konsolidasi budaya perusahaan (corporate culture). Menyangkut konsolidasi budaya perusahaan, Mukhlis meyakini hal itu dapat dilakukan dengan menanamkan kepercayaan kepada seluruh karyawan bahwa ANTARA memiliki kekuatan ekonomis, antara lain dari jaringannya yang luas, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Untuk membangun landasan bisnis, Mukhlis mendalami bisnis-bisnis ANTARA yang akan disampaikan ke pemerintah. "Mana yang bisa diupayakan dari penyertaan modal negara (PMN) dan mana yang menyangkut tugas negara yang dibiayai dari PSO (public service obligation)," katanya. Sementara menyangkut kemitraan strategis akan dilakukan berbagai kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak lain. "Saya optimistis soal reputasi ANTARA untuk masa depan yang lebih baik," katanya. Mukhlis juga telah memiliki tahapan buat ANTARA menuju perusahaan multimedia berkelas dunia. Hingga tahun 2008 misalnya ia akan melakukan konsolidasi dan perubahan manajemen antara lain dengan melakukan pengelompokan kembali unit-unit bisnis, konsolidasi keuangan, penguatan strategi pemasaran produk, audit SDM, konsolidasi IT dan keteknikan sebagai penunjang strategis, dan penyusunan dan sosialisasi budaya perusahaan. Tahun 2009-2012 dicanangkan sebagai kemandirian Perum LKBN ANTARA dengan menjalankan sejumlah program seperti pengembangan bisnis baru berbasis kemitraan, penawaran publik (IPO) atas bisnis-bisnis yang layak, struktur pendapatan yang telah mampu menutupi operasional, dan bisnis-bisnis berbasis layanan berita dan komersial berjalan secara sehat berdasarkan laba dan pertumbuhan usaha. Setelah tahapan itu diharapkan ANTARA menjadi perusahaan multimedia berkelas dunia Di bidang pemasaran, Rully bakal melakukan diversifikasi usaha dari bisnis inti yang dimiliki ANTARA. "Kita tidak bisa meningkatkan pendapatan bila hanya mempertahankan penjualan produk yang sudah ada, apalagi bila hanya melakukan business as usual. Kita harus melakukan enrichment (pengayaan) isi, tidak hanya teks dan foto, tetapi harus bergeser pada audio dan audio visual," kata mantan Direktur Berita dan Program TVRI itu. Hal pertama yang akan dilakukan Rully adalah melakukan survei tingkat kepuasan pelanggan sekaligus menggali potensi penambahan pelanggan. Profil singkat Ahmad Mukhlis Yusuf lahir di Pandeglang, Banten 17 Desember 1967. Tahun 1990 ia lulus S-1 bergelar insinyur dari program studi sosial ekonomi perikanan IPB, 1998 lulus S-2 bergelar Magister in Management (MM) dari Asian Institute of Management, Filipina, 1999 mengambil diploma bisnis dari Institut Etude`s Politique, Perancis, dan 2006 lulus S-3 bergelar Doktor Manajemen dari Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen UI. Pengalaman kerja Mukhlis adalah konsultan junior (1990) PT Aquatic Consultants yang didirikan oleh Dr Mustafa Abubakar (kini Dirut Perum Bulog), manajer pemasaran dan peneliti (1990-1993) PAN Asia Research yang didirikan Ekie Syahrudin (mantan Dubes RI di Canada). "Ketika bekerja di PAN saya menjadi pelanggan ANTARA," katanya. Tahun 1993-1995 ia bekerja sebagai direktur proyek dan pelatih senior di Impac Consulting wilayah Asia Tenggara, 1995-1996 konsultan manajemen korporat di sejumlah perusahaan swasta, 1998-2001 Direktur Komersial PT Citra Industri Logam Mesin Persada (CILMP). Tahun 2001-2007 menjadi CEO Strategi Consulting di PT Strategi Aliansi Komunika, 2003-sekarang sebagai dosen paruh waktu di IPB, dan 2006-sekarang Direktur Program MM Bisnis Manajemen di Universitas Bina Nusantara. Mukhlis adalah suami dari Annis D Raksanagara (dosen Matematika IPB) dan ayah dari satu anak bernama Amira Fadhila yang duduk di kelas 1 SD Salam Al Farisi Bandung. Rully Charmeianto Iswahyudi lahir di Medan, Sumut 7 Mei 1970. Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dari Angkatan 1988 itu merupakan suami dari Dwisnu Arfasita (karyawati salah satu bank berskala internasional) dan ayah dari Namira Shaliha Iswahyudi (10 bulan). Rully sebelumnya bekerja di Metro TV dan kemudian menjadi Direktur Berita dan Program TVRI. M Saiful Hadi lahir di Jakarta 14 September 1958 dari pasangan KH Dr Idham Chalid (mantan Ketua MPR) dan Mastura. Ia lulus S-1 bergelar Doktorandus dari Jurusan Hubungan Internasional Fisip Universitas Jayabaya, Jakarta. Saiful mengawali karir sebagai wartawan ANTARA pada 1 Desember 1988 di berbagai bidang liputan seperti bidang pertambangan dan kepresidenan. Suami Rina Hermina dan ayah tiga anak, Ahmad Irfan Rinaldi, Shahira Rianti, dan Safira Ramadhina Kinanti, itu pernah menjadi Kepala Biro ANTARA Denhaag, Belanda. Sebelumnya Saiful menjabat Direktur Keuangan LKBN ANTARA. Rajab lahir di Sipirok, Tapanuli, Sumut 30 Desember 1958 dari pasangan H Sutan Mangatak Ritonga dan Hj Saribumi Hutasuhut. Ia lulus S-1 bergelar Doktorandus dari Ilmu Komunikasi UGM Yogyakarta tahun 1985, dan lulus S-2 bergelar Master of Science (MSi) Kajian Ketahanan Nasional dari UI tahun 2001, dan kini sedang tahap akhir menyelesaikan program S-3 Doktoral dari UI. Rajab mengawali karir sebagai wartawan ANTARA pada 1 Desember 1988 di berbagai bidang liputan seperti hankam, olahraga, dan kepresidenan. Suami Lely Indratni dan ayah Adriano Anetho Ritonga itu pernah menjadi Kepala Biro ANTARA Pekanbaru. Sebelumnya Rajab menjabat Sekretaris LKBN ANTARA. Mengenai direksi baru tersebut, Asro Kamal Rokan menyatakan bahwa mereka terdiri atas kalangan profesional. "ANTARA dipimpin kalangan profesional. Jauh hari saya sampaikan ke menteri, presiden, dan keluarga besar ANTARA agar ANTARA dipimpin oleh profesional supaya maju," katanya. Asro merasa lega selama 2,5 tahun memimpin ANTARA telah menyelesaikan berbagai hal termasuk badan hukum, menyiapkan rencana bisnis Perum, dan roadmap ke arah cita-cita itu dapat terwujud. (*)

Oleh Oleh Budi Setiawanto
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007