Saya yakin pemerintah punya uang tetapi masih terkendala berbagai proses administrasi
Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menyebutkan dana bantuan perbaikan rumah bagi korban gempa bumi kategori rusak ringan dan sedang masih kekurangan sekitar Rp55 miliar.

"Dari data warga yang rumahnya rusak ringan sekitar 6.000 unit dan rusak sedang sekitar 2.000 unit, 50 persennya sudah mendapatkan transfer dana bantuan dan sisanya masih kurang Rp55 miliar," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Rabu.

Hingga saat ini kekurangan bantuan untuk korban gempa yang rusak ringan dan sedang itu belum tahu kapan akan ditransfer karena semuanya tergantung dari pemerintah.

Pemkot Mataram berharap agar pemerintah segera melakukan transfer agar warga dapat melakukan persiapan dan perbaikan rumah mereka sesuai dengan target yang ditetapkan.

"Saya yakin pemerintah punya uang tetapi masih terkendala berbagai proses administrasi," katanya.

Sementara menyinggung tentang, 50 persen korban gempa bumi yang mengalami rumah rusak ringan yang sudah mendapatkan bantuan sesuai dengan janji pemerintah yakni Rp10 juta untuk rusak ringan dan Rp25 juta untuk rusak sedang saat ini sedang dalam proses pembentukan pokmas.

Setelah pokmas terbentuk, para anggota tinggal mengirim dana bantuan dari rekening pribadi ke rekening pokmas agar penggunaan dana bantuan bisa terkontrol dan administrasi dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk pengawasan, lanjut Kemal, telah diturunkan sebanyak 80 orang fasilitator untuk membantu masyarakat membuat rencana anggaran belanja (RAB) masing-masing anggota pokmas.

"Jika korban membuat RAB di bawah nilai bantuan, maka sisanya harus dikembalikan. Karena itu, fasilitator diminta membantu masyarakat membuat RAB secara riil tidak mengada-ada," ujarnya.

Proses pembangunan rumah rusak ringan dan sedang ditargetkan rampung pada 22 April 2019, karena itu fasilitator dan masyarakat penerima bantuan diminta untuk bergerak cepat.

Kemal menyebutkan, dalam proses perbaikan rumah rusak ringan dan sedang korban gempa terdapat dua kendala. Pertama, karena masih ada penerima manfaat belum maksimal berbuat memperbaiki rumahnya karena berbagai alasan dan kesibukan.

Kedua adalah penerima bantuan kesulitan tukang, sebab untuk cari tukang sekitar Mataram dan Lombok Barat agak sulit sehingga para korban harus mencari dari Kabupaten Lombok Tengah bagian selatan yang tidak terdampak gempa walaupun ongkosnya mahal.

"Untuk memenuhi kebutuhan tukang, kita juga akan mendapatkan bantuan dari Mabes TNI AD sebanyak 100 orang. Para anggota TNI ini akan berada di Mataram sekitar satu bulan atau sampai rumah korban gempa rampung," katanya.

Baca juga: Menanti realisasi pembangunan rumah korban gempa Lombok
Baca juga: NTB targetkan pembangunan 58.000 rumah korban gempa tuntas April

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019