Peluang untuk memperbesar pasar dalam negeri tetap sangat terbuka, mengingat penduduk Indonesia yang telah mencapai 260 juta jiwa
Cikampek (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi pabrik kaca lembaran terintegrasi PT Asahimas Flat Glass Tbk, yang baru diresmikan di Cikampek, Jawa Barat.

"Kami ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada PT Asahimas Flat Glass atas eksistensi dan integritasnya dalam membangun industri kaca nasional," katanya saat peresmian pabrik tersebut di Cikampek, Senin.

Airlangga memaparkan, Asahimas mengawali pembangunan konstruksi pabrik di Ancol pada 1970 dengan produksi pertama pada 1973 sebesar 36.000 ton kaca lembaran.

Hari ini, lanjut Menperin, pabrik baru di Cikampek yang bukan hanya sekadar relokasi tetapi perluasan dan peningkatan kapasitas pabrik kaca lembaran menjadi sebesar 420.000 ton selesai dibangun dan siap beroperasi.

"Sehingga, total kapasitas produksi yang dipunyai PT Asahimas Flat Glass dari pabrik di Cikampek dan Sidoarjo menjadi sebesar 720.000 ton," ujar Airlangga.

Permintaan kaca lembaran dunia tumbuh kurang lebih 6,6 persen per tahun dan pada 2018 tercatat sebesar 10 miliar meter persegi atau senilai kurang lebih 102 miliar dolar AS. 

Airlangga menambahkan, wilayah Asia-Pasifik merupakan pasar regional terbesar kaca lembaran yang diperkirakan sebesar 50 persen dari permintaan dunia.

Saat ini, dengan beroperasinya tungku PT Asahimas Flat Glass Tbk, yang akan diresmikan, maka kapasitas produksi terpasang industri kaca lembaran nasional Indonesia meningkat menjadi 1,34 juta ton per tahun dari sebelumnya sebesar 1,13 juta ton per tahun.

Hasil produksi kaca nasional yang meliputi kaca lembaran, kaca pengaman, dan kaca cermin atau dekoratif, sebesar 70 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan 30 persen diekspor ke berbagai negara Timur Tengah, Afrika, Oceania, Eropa, Amerika Serikat dan Asia dengan total nilai ekspor pada 2018 sebesar 113 juta dolar AS.

Sejumlah industri dalam negeri menyerap produk industri kaca, yakni sektor properti sebesar 65 persen, otomotif 15 persen, furnitur 12 persen dan lainnya 8 persen.

"Peluang untuk memperbesar pasar dalam negeri tetap sangat terbuka, mengingat penduduk Indonesia yang telah mencapai 260 juta penduduk dan seiring dengan tumbuhnya pekerja usia produktif yang membutuhkan perumahan," ujar Menperin.

Baca juga: Pindah pabrik, Asahimas tingkatkan produksi
Baca juga: Kemenperin pacu ketersediaan bahan baku industri kaca

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019