Jakarta, (ANTARA News) - Program B20 dan  kendaraan listrik diyakini akan menjadi solusi bagi calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo jika nanti diserang terkait kebijakan impor minyak dalam debat putaran kedua 17 Februari 2019 mendatang. 

Deputi I Kantor Staf Kepresidenan Darmawan Prasodjo dalam diskusi di Jakarta, Rabu, mengatakan dua program itu telah dicanangkan Jokowi sebagai upaya mengatasi impor minyak yang menyebabkan defisit transaksi berjalan.

"Ada strategi pemerintah Jokowi-JK untuk bagaimana mengubah energi berbasis impor menjadi energi berbasis domestik. Untuk itu Pak Jokowi sudah mencanangkan B20," katanya.

Program yang mewajibkan pencampuran 20 persen biodiesel dengan 80 persen bahan bakar minyak jenis solar itu sedang direalisasikan. 

Darmawan menyebut Jokowi juga terus mendorong  B50 dan B100 di mana biodiesel bisa sepenuhnya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.

"Meski ada tantangan teknis memang kalau menggunakan biodiesel tinggi harus ada sedikit perubahan di mesin kendaraannya agar tahan terhadap korosif," katanya.

Program lain yang akan disampaikan Jokowi untuk melawan tudingan impor minyak adalah produksi kendaraan listrik.

Selain ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil, kendaraan listrik juga bisa memanfaatkan sumber daya lain yang melimpah seperti gas hingga energi baru terbarukan.

Mobil listrik diklaim bisa menggantikan mobil berbahan bakar minyak karena per 10 km dengan besin 1 liter, mobil listrik hanya membutuhkan biaya bahan bakar sepertiganya mobil biasa. 

"Di sini kita lihat ada rancangan komprehensif bagaimana mengubah energi berbasis impor dengan energi berbasis kekuatan domestik," katanya.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir mendukung program B20 yang dikeluarkan pemerintah bisa dijalankan dengan optimal.

"Idenya adalah kita harus memproduksi BBM agar bisa mengurangi impor BBM ini," ujarnya. 

Baca juga: Darmin sebut pelaksanaan kebijakan biodiesel B20 sudah baik
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019