Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) kembali mendatangkan kapal keruk untuk mengurai sedimentasi yang terjadi di Kali Porong Sidoarjo, akibat pembuangan luberan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. Humas BPLS Achmad Zulkarnain di Sidoarjo, Jumat, mengatakan bahwa kapal keruk kedua ini didatangkan dari Parigi Tulungagung dan segera dirakit, agar secepatnya bisa beroperasi. "Kapal keruk yang pertama sebenarnya sudah siap di lokasi, namun hingga kini belum dapat dioperasikan, karena terkendala mesinnya dan kini sudah ditangani oleh mekanik," katanya. Sebelumnya, BPLS mendatangkan satu kapal keruk dari proyek Brantas Wlingi, Blitar, awal September lalu, namun hingga kini belum bisa beroperasi, karena ada kendala di mesin. Menurut Zulkarnain, sambil menunggu perbaikan dan perakitan kapal keruk yang baru datang ini, diperkirakan tiga-empat hari mendatang dua kapal keruk yang masing-masing berkapasitas, 800 dan 670 PH, sudah dapat dioperasikan. "Kami target sebelum Lebaran ini dua kapal keruk itu bisa dioperasikan untuk mengurai sedimentasi di Kali Porong yang cukup tebal itu," kata Zulkarnain yang akrab disapa Izul ini. Pantauan ANTARA menyebutkan, sedimentasi di Kali Porong akibat pembuangan luberan lumpur Lapindo sudah mencapai ketebalan hingga tiga meter, dan ketinggian sedimentasi paling parah berada di sekitar lokasi pipa pembuangan lumpur hingga mencapai radius sekitar 500 meter ke arah timur. Izul juga menegaskan bahwa yang paling mendesak saat ini, adalah segera menutup tangkis Kali Porong, setelah dijebol untuk menurunkan kapal keruk ke Kali Porong itu. Menurut rencana sebelum lebaran tangkis Kali Porong itu sudah tertutup, agar masyarakat tidak resah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007