Paris (ANTARA News) - Jika Carlos Ghosn lengser dari jabatannya sebagai pimpinan Renault, maka nahkoda baru perusahaan otomotif Prancis itu akan menghadapi tantangan pertama yang cukup berat, yakni membayar pesangon Ghosn yang bernilai puluhan juta euro.

Dilansir AFP, Minggu, pemerintah Prancis yang memiliki 15 persen kepemilikan dan 22 persen hak suara di Renault, telah memperingatkan bahwa jangan sampai Ghosn meninggalkan perusahaan dengan pesangon yang mahal.

"Saya dapat memberitahu Anda bahwa kami akan sangat waspada, sebagai pemegang saham terbesar, atas kondisi terakhir yang akan ditetapkan oleh dewan," kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire kepada AFP dalam Forum Ekonomi Dunia di Swiss, pekan ini.

Ghosn merupakan salah satu pimpinan bisnis dengan bayaran tertinggi. Jika Renault dan pemerintah memberikan pesangon besar kepada Ghosn yang kini mendekam di penjara Tokyo, hal itu berpotensi menimbulkan protes dari masyarakat Prancis.

Baca juga: Renault sedang bicarakan pengganti Ghosn

Taipan berdarah Prancis, Lebanon dan Brasil berusia 64 tahun itu, ditangkap pada November dengan tuduhan tidak melaporkan pendapatannya selama delapan tahun sebagai kepala aliansi Renault-Nissan.

Ghosn telah membantah segala tuduhan atas pelanggaran keuangan di Jepang. Adapun proses persidangannya kemungkinan akan digelar dalam beberapa bulan ke depan.

Pria yang mengawali karirnya di Michelin itu akan mengajukan pengunduran diri di Renault pada pekan ini, setelah dipecat sebagai pimpinan di Nissan dan Mitsubishi.

Namun, pembayaran pesangon Ghosn justru tidak dibahas oleh direksi Renault lainnya ketika mereka bertemu pada Kamis (24/1) guna membicarakan pengganti Ghosn yakni Thierry Bollore sebagai kepala eksekutif dan Jean-Dominique Senard sebagai pimpinan dewan.

"Jika pembayarannya dibahas lain waktu, itu karena pengunduran dirinya dilakukan secara langsung dan tidak dinegosiasikan," kata Loic Dessaint dari kelompok penasihat pemegang saham Proxinvest.

"Tetapi Renault juga memiliki andil kuat untuk memainkan peran, karena ia dapat mengajukan gugatan dan menuntut ganti rugi" kepada mantan pemimpinnya jika dia (Ghosn) dinyatakan bersalah dalam kasus Nissan, kata Loic Dessaint.

Baca juga: Pengadilan Tokyo tolak permohonan bebas Carlos Ghosn
 
Pewarta:
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019