Kami sedang melambat, tetapi kami masih terus berkembang
New York (ANTARA News) - Saham-saham Bursa Wall Street berakhir lebih tinggi pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena kinerja perusahaan-perusahaan yang lebih kuat dari perkiraan mendorong rebound di pasar secara keseluruhan, termasuk saham IBM yang melonjak, meskipun ada kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 172,77 poin atau 0,71 persen, menjadi berakhir di 24.577,25 poin. Indeks S&P 500 bertambah 5,80 poin atau 0,22 persen menjadi ditutup di 2.638,70 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir 5,41 poin atau 0,08 persen lebih tinggi menjadi 7.025,77 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P memperpanjang kenaikan, dengan sektor kebutuhan pokok konsumen naik lebih dari satu persen, memimpin peraih keuntungan.

Konglomerat besar mendorong penghitungan Dow beralih ke wilayah hijau sepanjang Rabu (23/1) karena laba perusahaan-perusahaan yang positif di 2018 dan panduan kuat untuk 2019.

Saham P&G memperpanjang kenaikan hampir lima persen di sekitar bel penutupan, setelah perusahaan barang konsumen AS itu melaporkan pendapatan kuartalan yang mengalahkan estimasi Wall Street pada Rabu (23/1) pagi, berkat produk perawatan kecantikan baru yang diluncurkan tahun lalu.

Saham United Technologies naik lebih dari lima persen, setelah konglomerat manufaktur AS itu membukukan laba kuartal keempat yang disesuaikan pada Rabu (23/1), didorong oleh meningkatnya pertumbuhan dalam penjualan industri dirgantara dan tingkat pajak yang lebih rendah.

Saham IBM mencatat kenaikan beruntun sejak Selasa (22/1) sore dan naik lebih dari delapan persen, didorong oleh laba tahunan dan triwulanan yang lebih kuat dari perkiraan pada 2018 berkat aplikasi luas teknologi-teknologi canggihnya, seperti kecerdasan buatan dan komputasi awan.

Saham-saham unggulan (blue-chips) lain juga mengangkat Dow pada perdagangan Rabu (23/1). Saham pembuat pesawat AS Boeing, dan konglomerat manufaktur AS 3M, keduanya memperpanjang kenaikan, masing-masing naik 0,2 persen dan 0,02 persen.

Kegelisahan pasar atas potensi perlambatan semakin dalam, setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada Rabu (23/1) bahwa Amerika Serikat (AS) mungkin dapat melihat pertumbuhan nol untuk kuartal pertama tahun ini, jika penutupan pemerintah berlangsung sepanjang kuartal.

Baca juga: Dolar melemah, kekhawatiran prospek pertumbuhan global meluas

"Jika (penutupan) diperpanjang untuk seluruh kuartal, dan mengingat fakta bahwa kuartal pertama cenderung rendah karena sisa musiman, maka Anda bisa berakhir dengan angka yang sangat mendekati nol pada kuartal pertama," kata Hassett kepada CNN.

Ketika Forum Ekonomi Dunia memasuki hari kedua, beberapa bankir dan analis mencoba menenangkan kegelisahan pasar, karena prospek ekonomi untuk 2019 dipangkas oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin (21/1).

IMF memproyeksikan pertumbuhan global pada 3,5 persen untuk 2019 dan 3,6 persen untuk 2020, masing-masing 0,2 persentase poin dan 0,1 persentase poin di bawah proyeksi Oktober lalu.

"Kami sedang melambat, tetapi kami masih terus berkembang," kata Philipp Hildebrand, Wakil Ketua BlackRock, sebuah perusahaan manajemen investasi yang berbasis di New York City. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Harga minyak lanjutkan penurunan, investor khawatir permintaan global melemah

Baca juga: Harga Emas meningkat tipis, dolar melemah


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019