Jakarta (ANTARA News) – Pembuat mobil terbesar di Inggris Jaguar Land Rover (JLR) mengumumkan akan memangkas jumlah karyawan secara besar-besaran akibat  penurunan hingga dua digit produksi di China dan penurunan penjualan untuk diesel di Eropa.

Dikutip Economic Times, Kamis, JLR mengalami  kerugian di babak pertama sebanyak 354 juta pound (450 juta dolar AS) dan pada 2018 sudah memangkas sekitar 1.000 pekerjaan di Inggris, kemudian menutup pabrik Solihull selama dua minggu dan mengumumkan penutupan seminggu tiga hari berikutnya  di situs Castle Bromwich.

Perusahaan milik Tata Motors ini telah meluncurkan rencana untuk memotong biaya dan meningkatkan arus kas sebesar 2,5 miliar pound termasuk "mengurangi biaya tenaga kerja dan tingkat pekerjaan."

Pemotongan itu akan "substansial" dan akan mencapai ribuan, menurut sumber.

"Pengumuman tentang kehilangan pekerjaan akan sangat besar, mempengaruhi manajerial, penelitian, penjualan, desain," kata sumber yang enggan disebut namanya.

Staf lini produksi tidak akan terpengaruh "pada tahap ini," kata sumber itu.

Perusahaan menolak memberikan komentar ketika dihubungi oleh Reuters.

Baca juga: Pabrik JLR Inggris kurangi pekerja untuk sementara

Baca juga: SsangYong akan fokus pada kendaraan sport SUV di 2019
Penerjemah: Chairul Rohman
Copyright © ANTARA 2019