Tokyo (ANTARA News) - Mantan pimpinan Nissan, Carlos Ghosn, menderita demam tinggi di tahanan sehingga tidak dapat menjalani pemeriksaan lanjutan oleh tim investigasi di Jepang, menurut pernyataan kuasa hukum yang dilansir AFP, Kamis.

Taipan otomotif berusia 64 tahun yang muncul pertama kalinya di depan umum sejak ditangkap pada November 2018, dalam persidangan Selasa (8/1), menderita sakit sejak Rabu (9/1) malam sehingga membutuhkan waktu beristirahat.

Kuasa hukum Ghosn tidak memberikan komentar atas laporan ini.

Menurut harian Nikkei, dokter yang memeriksa mengatakan Ghosn "perlu istirahat dan tidak layak untuk diwawancara (oleh jaksa penuntut) dan bertemu (dengan pengacara dan konsulat)".

Baca juga: Pengadilan Jepang tolak permohonan bebas Carlos Ghosn

Kondisi fisik Ghosn tampak lebih kurus saat tampil di pengadilan. Kendati kehilangan berat badan, Ghosn terlihat bugar dengan menyampaikan bantahan dengan suara lantang atas tuduhan yang dihadapkan padanya.

Namun, pria Prancis berdarah Lebanon itu beberapa kali batuk dalam sidang yang berlangsung dua jam.

Baca juga: Carlos Ghosn jelaskan pembayaran untuk pengusaha Arab

Mantan pimpinan Nissan itu mendekam di pusat penahanan Tokyo selama lebih dari 50 hari atas tuduhan pelanggaran keuangan.

Tokoh otomotif yang memulai karirnya di pabrik ban Michelin itu didakwa tidak melaporkan pendapatannya, kendati ia menampik tuduhan telah menerima bayaran yang terlampau tinggi.

Dia juga menghadapi tuduhan atas upaya memindahkan kerugian investasi pribadi ke Nissan, serta melakukan pembayaran yang tidak perlu kepada pengusaha Arab Saudi, menggunakan dana perusahaan.

Masa penahanannya atas tuduhan itu akan berakhir pada Jumat (11/2), tetapi pengacara utamanya justru ragu jika kliennya dapat dibebaskan dengan uang jaminan. Ia memperkirakan Ghosn akan ditahan setidaknya selama enam bulan, demikian AFP.

Baca juga: Ghosn mengaku cinta Nissan, enggan tinggalkan perusahaan saat terpuruk
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019