Lampung Selatan (ANTARA News) - Korban bencana tsunami di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, yang mengungsi di Pegunungan Rajabasa, membutuhkan lampu darurat untuk penerangan ketika memasuki malam.

"Belum ada, selama ini masih pakai penerangan apa adanya. Kadang pakai lampu kapal kadang hanya numpang penerangan dari pengungsi yang mempunyai lampu," kata salah satu pengungsi, Ade, di Lampung Selatan, Sabtu.

Ade bersama keluarganya yang mengungsi di Pegunungan Rajabasa mengaku belum pernah mendapatkan bantuan lampu darurat dari posko untuk digunakan sebagai penerangan ketika malam.

"Belum dapat. Yang dapat cuma pakaian, makanan, perlengkapan anak, dan logistik lainnya. Kalau lampu belum," kata dia.

Hal sama dikatakan Dede Nuryana. Relawan Rumah Zakat ini mengaku ada sebagian pengungsi yang belum mempunyai lampu darurat.

Di lokasi, katanya, hanya ada beberapa pengungsi yang menggunakan lampu darurat miliknya sendiri.

"Ada yang punya, tapi cuma beberapa. Itu juga punya mereka bukan dari bantuan," kata dia.

Saat mengantar makanan di atas gunung, Dede menyempatkan mendata warga pengungsi yang belum memiliki lampu darurat. Pihaknya berencana akan membeli lampu darurat kebutuhan pengungsi.

"Berapa jumlah yang akan dibeli belum tahu, karena ada timnya sendiri yang beli. Kita baru data aja," kata dia.

Baca juga: Pengungsi di Desa Way Muli Timur butuh bantuan makanan

Baca juga: Pengungsi di SDN Cigeulis mulai diserang penyakit

Baca juga: Pengungsi terdampak tsunami di Lampung Selatan sebanyak 7.880 orang

Pewarta: Edy Supriyadi/Damiri
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018