Denpasar (ANTARA News) - Akibat listrik PLN padam, Bandara Internasional Ngurah Rai Bali di Tuban, Kabupaten Badung, Sabtu pagi selama sekitar dua jam tidak ada penerbangan kedatangan maupun keberangkatan penumpang. Sejak listrik padam pukul 06.16 Wita, dan baru menyala atau tersambung kembali sekitar pukul 08.00, suasana bandara tanpa deru penerbangan pesawat internasional maupun domestik. Menurut Aloysius Jono Purwadi, salah seorang calon penumpang Mandala tujuan Surabaya, selama sekitar dua jam tersebut yang terjadi hanya keriuhan berjejalnya calon penumpang di ruang tunggu yang kegerahan. Lima menit setelah lampu ruangan penumpang menyala dan alat pendingin ruangan berfungsi sekitar pukul 08.00 Wita, baru ada pendaratan satu pesawat kecil yang disusul Mandala Air Line. Humas PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Achmad Munir, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa selama hampir dua jam tersebut tidak ada penerbangan. Namun ia masih akan mengecek kepastian mengenai tertundanya sejumlah jadwal penerbangan domestik maupun internasional menyusul pemadaman listrik yang disebabkan adanya proses penggantian trafo 3 Pesanggaran tersebut. Achmad Munir mengakui, bahwa proses berfungsinya kembali peralatan yang memerlukan energi listrik, termasuk lampu dan AC, di terminal keberangkatan domestik lebih lambat dibandingkan di terminal internasional. Disebutkan bahwa sejak listrik padam pukul 06.16 Wita, berbagai peralatan pendukung operasional bandara berfungsi kembali secara bertahap mulai pukul 07.47 Wita. "Petugas kami memang memprioritaskan penormalan kembali berbagai sarana di terminal internasional, sedangkan di terminal domestik menyusul kemudian," katanya. Menurut Munir, pihak Angkasa Pura juga sudah memfungsikan genset (generator set), dengan daya listrik sesuai kebutuhan. Namun anehnya lampu penerangan dan alat pendingin ruangan di terminal domestik maupun internasional tidak berfungsi, sehingga calon penumpang yang kegerahan dan sulit bernafas memilih keluar ke pinggir lapangan. Anggia Lubis, SH, seorang pengacara, menyatakan kejengkelannya dengan kejadian tersebut. "Bandara internasional kok begini, lampu darurat saja nggak ada. Saya sampai susah bernapas. Untuk proses check in manual penerangannya menggunakan lampu sinar HP (handphone)," ucapnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007