Denpasar (ANTARA News) - Jaringan listrik PLN di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Sabtu pagi, terputus dan padam sehingga pelayanan di bandara itu sempat terhenti serta calon penumpang di ruang tunggu dibuat kegerahan. Keterangan yang dihimpun ANTARA News menyebutkan bahwa listrik padam sejak sekira pukul 06.00 WITA hingga menyebabkan pelayanan calon penumpang sempat terhenti seperti yang terjadi di terminal keberangkatan domestik. Aloysius Jono Purwadi, salah satu calon penumpang maskapai penerbangan Mandala tujuan Surabaya menuturkan bahwa terputusnya jaringan listrik membuat proses check in atau pendaftaran penumpang akhirnya dilakukan secara manual. Ratusan calon penumpang di ruang tunggu pun mengalami kegerahan karena alat pendingin ruangan (AC) tidak berfungsi. Sebagian calon penumpang yang tidak tahan menahan naiknya suhu ruangan pun memilih keluar ke pinggir lapangan. AC dan lampu di ruang tunggu keberangkatan penumpang domestik itu berfungsi kembali sekitar pukul 08.00 WITA, atau dua jam kemudian. Namun belum ada kejelasan, kapan Mandala tujuan Surabaya akan diberangkatkan. "Sesuai jadwal mestinya Mandala terbang ke Surabaya pukul 08.00 WITA, tapi belum ada pemberitahuan kepastian keberangkatannya. Yang diumumkan baru penerbangan Garuda ke Jakarta ditunda (delay)," tutur Jono yang baru mengikuti ASEAN Tourism Investment Forum di Kuta. Sekitar lima menit setelah lampu menyala dan AC di ruang tunggu keberangkatan domestik berfungsi, baru ada satu pesawat kecil mendarat dan disusul Mandala. Humas PT PLN Distribusi Bali, Wayan Redika, ketika dihubungi di Denpasar membenarkan, pasokan listrik PLN ke Bandara Ngurah Rai terhenti sejak pukul 06.16 WITA, akibat trafo 3 di Pesanggaran mengalami gangguan dan dilepas. Tetapi pada pukul 06.46 Wita pasokan listrik ke bandara sudah masuk kembali, yakni menggunakan Trafo 4 Pesanggaran yang selama ini menjadi cadangan untuk keperluan pasokan ke salah satu unit vital tersebut. "Dari pihak kami (PLN) sudah melakukan koordinasi dan pemasokan listrik yang sempat terhenti bisa kembali dilayani sekitar setengah jam kemudian. Itu normal saja," katanya. Mengenai terjadinya hambatan lebih lama dalam memfungsikan berbagai peralatan elektronik dan jaringan pelayanan di bandara, menurut Wayan, itu lebih pada persoalan sinkronisasi terhadap masuknya energi listrik yang memang memerlukan waktu. Menurut dia, pasokan listrik ke Bandara Ngurah Rai mencapai 15 megawatt (MW), dengan tingkat penggunaan/daya serap rata-rata berkisar 10-11 MW. Padahal saat listrik PLN diputus untuk penggantian trafo, pihak Bandara Ngurah Rai secara otomatis memfungsikan listrik dari genset (general set), namun kapasitasnya terbatas. Kondisi demikian, tambahnya, membuat sinkronisasi atas masuknya kembali listrik PLN pada berbagai peralatan elektronik, memerlukan waktu lebih lama.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007