Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah India telah menyusun rencana untuk memungut biaya retribusi sebesar 12.000 rupee (171,09 dolar AS) untuk mobil baru berbahan bakar bensin dan diesel dalam upaya untuk meningkatkan pembuatan kendaraan listrik dan mobil yang digerakkan oleh baterai, berdasarkan laporan Times of India, Rabu.

Di bawah kebijakan baru yang mendekati finalisasi, Lembaga Nasional untuk Transformasi India (NITI), sebuah think-tank (organisasi riset) kebijakan pemerintah, telah mengusulkan insentif 25.000 hingga 50.000 rupee langsung dikirim ke pembeli kendaraan listrik, memastikan bahwa keuntungan tidak dikantongi oleh produsen mobil, kata pejabat pemerintah kepada Times of India.

Insentif baru akan diusulkan bersama dengan manfaat lain seperti bea cukai yang lebih rendah, pajak barang dan jasa pada bahan baku, komponen dan kemasan baterai, pengabaian biaya pendaftaran dan pajak jalan untuk semua kendaraan listrik, menurut laporan tersebut.

Baca juga: Pemerintah India akan beli 10.000 mobil listrik dari Tata Motors

Baca juga: Ford gandeng Mahindra India kembangkan mobil listrik


Insentif yang diusulkan untuk pemilik kendaraan listrik akan dipangkas menjadi 15.000 rupee dari 50.000 rupee pada tahun keempat pelaksanaan kebijakan, harian itu melaporkan.

Mengutip sebuah sumber, Times of India menyatakan bahwa bagian dari biaya tambahan akan digunakan untuk mendorong produksi baterai domestik dan pemerintah berencana untuk menghabiskan sekitar 2 miliar rupee untuk mengembangkan teknologi pribumi dalam elektronika daya dan pengembangan baterai.

NITI Aayog tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Baca juga: Hyundai rilis tiga mobil listrik di India tahun depan

Baca juga: Pabrikan mobil India bersiap jual mobil listrik di Amerika
Penerjemah: Fathur Rochman
Copyright © ANTARA 2018