Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan jalan tol Trans Jawa tetap dilanjutkan meski menemui sejumlah hambatan mulai dari persoalan internal di tubuh investor hingga masalah pembebasan tanah. "Memang ada beberapa kendala di lapangan, tetapi satu persatu akan kita benahi. Namanya baru juga memulai pembangunan tol wajar kalau ada kesulitan. Tetapi yang jelas proses tetap berlangsung, tidak ada yang berhenti," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Hisnu Pawenang di Jakarta, Kamis. Ia mencontohkan pembangunan tol Cikampek - Palimanan yang tertunda karena desainnya tidak melihat keberadaan pesantren di daerah itu, akhirnya dilanjutkan meski dilakukan pergeseran. Dia juga mengakui adanya keterlambatan pembangunan tol Kanci - Pejagan. Namun hal ini lebih disebabkan adanya persoalan dalam tubuh PT Semesta Marga Raya (SMR) sehingga mengganggu pelaksanaan di lapangan. Pekerjaan ruas tersebut sempat tertunda karena pihak Bank BNI dan BRI sebagai penyandang dana sempat mempertanyakan persoalan dalam tubuh PT SMR, sehingga proses pembebasan tanah sempat terhambat. Terkait hal itu Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Hisnu Pawenang telah meminta agar persoalan internal dalam tubuh PT SMR dapat diselesaikan secara baik-baik. "Jangan sampai masalahnya dibuat berlarut-larut sehingga mengganggu kegiatan di lapangan yang seharusnya saat ini sudah memasuki tahap konstruksi," kata Hisnu. Pihak penyandang dana dari Bank BNI dan BRI sendiri dalam perkembangan terakhir telah menyatakan kesediannya untuk meneruskan membiayai ruas tol Kanci - Pejagan sepanjang 34 kilometer sesuai komitmen semula. Sebelumnya direksi dan komisaris PT SMR juga telah bertemu dengan BNI dan BRI pada intinya mereka bersedia memenuhi seluruh persyaratan termasuk penjelasan terkait perubahan pengurus. Hisnu mengatakan, saat ini pembangunan tol Kanci - Pejagan sudah berjalan lagi dengan dilanjutkannya proses pembebasan tanah bahkan pemerintah akan mencairkan dana bergulir tahap ke-2 dari Badan Layanan Umum (BLU). Awalnya, proses pembebasan tanah sempat terhenti setelah muncul "kekisruhan" dalam tubuh PT SMR akibat adanya perubahan susunan pengurus (direksi dan komisaris), bahkan BNI dan BRI sempat berniat untuk mundur sebagai penyandang dana. "Apabila tahap awal dana bergulir BLU sudah dicairkan Rp15 miliar, maka akan dilanjutkan Rp40 miliar lagi paling lambat sebelum lebaran, dengan demikian total Rp55 miliar dana yang dicairkan untuk proyek ini," ujarnya. Sedangkan untuk tiga ruas Pejagan - Pemalang yang sempat diributkan karena proses perjanjian kredit dengan bank tidak berlangsung terbuka, Hisnu mengatakan, investor masing-masing ruas telah menyelesaikan jaminan perbankan berupa "performance bond" lima persen dari nilai investasi. "Saya sudah cek mereka sudah memasukan jaminanpelaksanaan pekerjaan ke Bank BRI. Meliputi Pejagan-Pemalan Rp30,5 miliar, Pemalang-Batang Rp21,6 miliar, dan Batang-Semarang Rp34,1 miliar," ujarnya. Hisnu juga mengungkapkan, dana BLU yang dialokasikan Rp600 miliar sudah terkontrak seluruhnya untuk enam ruas tol (Cikampek - Palimanan, Kanci - Pejagan, Surabaya - Mojokerto, Bogor Ring Road, Semarang - Solo, dan Gempol - Pasuruan). "Saat ini kita masih membutuhkan Rp1 triliun lagi yang dananya akan dimintakan kepada Badan Investasi Pemerintah (BIP) Departemen Keuangan," kata Hisnu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007