Jakarta (ANTARA News) - Sekjen DPP PDIP, Pramono Anung, menyatakan Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, bisa saja masuk daftar salah satu pendamping Megawati Soekarnoputri pada pemilihan presiden 2009. "Siapapun bisa masuk," kata Pramono, menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan antara Ketua Dewan Pembina PDIP, Taufiq Kiemas, dan Suryadharma di Jakarta, Senin. Soal nama-nama yang akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum PDIP, kata Pramono, baru akan ditetapkan dalam Rakernas PDIP di Solo, Maret 2008. Namun demikian, Pramono menyatakan pertemuan di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, itu tidak membicarakan pemilihan presiden (Pilpres). Suryadharma pun menyatakan hal serupa. "Tidak ada pembicaraan yang mengarah ke sana. Bagi PPP masih terlalu dini untuk membicarakan mengenai capres dan cawapres," katanya. Namun Suryadharma mengakui, salah satu tujuan kehadirannya itu untuk mengucapkan selamat pada Megawati yang telah ditetapkan PDIP sebagai capres untuk Pilpres 2009, meski Mega sendiri tak mengikuti pertemuan tersebut. "Kami menyampaikan selamat kepada Ibu Mega yang telah ditetapkan oleh PDIP untuk dicalonkan sebagai presiden yang akan datang," katanya. Menurut Suryadharma, kunjungannya ke kediaman Megawati merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Pramono Anung ke Kantor DPP PPP beberapa waktu lalu. "Beberapa minggu yang lalu, Pak Pramono Anung datang ke kantor PPP, tapi saya tidak ada, dan pada hari ini (Senin) melakukan kunjungan balasan," katanya. Namun, Suryadharma tak mengelak bahwa pertemuan tersebut diwarnai pembicaraan politik. Ia menyebut pertemuan itu sebagai tahap penjajakan untuk kemungkinan langkah lebih lanjut. "Ini adalah tahapan penjajakan. Tapi ada `chemistry` yang sudah bisa bertemu, misalnya tentang NKRI, itu sudah harga mati," katanya. Selain itu, katanya, PPP dan PDIP sepakat untuk tidak lagi membicarakan mengenai dikotomi antara Islam dan nasionalis. Apalagi PDIP juga punya Baitul Muslimin. "Ada persamaan idealisme, gagasan yang kuat ke depan. Kalo sama, ya, kenapa kita tidak bekerja sama. Jadi semakin besar partai yang memimpin negara ini dalam Pemilu 2009, maka semakin baik pengelolaan negara," katanya. Ketika ditanya soal ketidaksetujuan Sekjen PPP, Irgan Chairul Mahfiz, soal pertemuan itu, Suryadharma mengaku belum mendengar hal itu. "Saya belum mendengar (ketidaksetujuan Irgan), Tapi saya ketua umumnya," katanya sambil tersenyum. (*)

Copyright © ANTARA 2007