Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hasil ini tetap positif, naik dua persen dari 170.400 unit
Jakarta (ANTARA News) - Di tengah ketidakpastian pasar global, Toyota Indonesia masih meraih pertumbuhan ekspor sebesar dua persen pada Januari-Oktober 2018.

Pada periode tersebut, Toyota Indonesia melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah mengekspor 173.700 mobil utuh atau completely built up (CBU) ke lebih dari 80 negara di dunia.

"Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hasil ini tetap positif, naik dua persen dari 170.400 unit," kata Presdir TMMIN Warih Andang Tjahjono di Jakarta, Rabu.

Pada keterangan persnya, ia menyatakan bersyukur Toyota Indonesia masih memperoleh pertumbuhan ekspor dan akan tetap berusaha meningkatkan kinerja ekspornya, meskipun kondisi perekonomian global terutama negara-negara tujuan ekspor masih belum stabil.

"Beberapa negara tradisional tujuan ekspor Toyota Indonesia masih mengalami resesi ekonomi. Kondisi ini dimanfaatkan Toyota Indonesia untuk tetap bisa menjaga efisiensi produksi dan kualitas global, sehingga tetap kompetitif dengan negara lain," kata Warih.

Untuk itu, lanjut dia, Toyota Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan kualitas dan penggunaan material lokal sebanyak mungkin. “Daya saing menjadi kunci utamanya," ujar Warih.

Dari total ekspor Toyota Indonesia itu, kendaraan sport utility vehicle (SUV) Fortuner masih mendominasi kontribusi ekspor CBU sebesar 25 persen dengan angka 43.400 unit.

Posisi kedua ditempati Avanza sebanyak 30.700 unit (18 persen), kemudian Agya 27.200 unit (16 persen), dan New Rush sebanyak 25.600 unit (15 persen).

Selain itu Toyota juga mengekspor sedan Vios yang menjadi satu-satunya sedan yang diproduksi di Indonesia, dengan angka 20.300 unit.

"Meskipun sedan kecil ini bukan primadona di pasar domestik, tetapi produksi dan kinerja ekspor Vios membuktikan seberapa besar komitmen Toyota di Indonesia," kata Warih.

Selain kendaraan CBU, Toyota Indonesia juga mengekspor mobil dalam bentuk terurai utuh (completely knocked down/CKD). Pada Januari-Oktober 2018 Toyota ekspor 35.500 unit mobil CKD dari pabrik Karawang, Jawa Barat.

Sebagai bagian dari rantai pasok dunia (global supply chain), Toyota Indonesia juga mengekspor komponen kendaraan bermotor, dengan total 81,9 juta keping, dan ekspor mesin dalam bentuk utuh (engine assy), yakni 37.300 unit tipe TR dan 87.800 unit tipe RNR.

"Konsistensi dan keberhasilan ekspor Toyota dari Indonesia menunjukan bahwa posisi Indonesia sangat strategis bagi jaringan global Toyota," ujar Direktur TMMIN Bob Azzam menambahkan.

Tidak hanya itu, untuk meningkatkan daya saing, Toyota Indonesia menggalakkan penciptaan SDM lokal berkualitas lewat pendidikan Toyota Indonesia Academy (TIA) dan program vokasi sesuai strategi pemerintah.

Atas kinerja ekspor tersebut Toyota Indonesia melalui TMMIN menerima penghargaan untuk kategori Pengelola Utang Luar Negeri Terbaik dan Responden Statistik Terbaik dari Bank Indonesia (BI), serta tercatat sebagai nominator penghargaan Penyumbang Devisa Terbaik.

Kedua penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kepada Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2018, kemarin (27/11) di Jakarta.

Dalam periode 2014 hingga Juli 2018 neraca perdagangan TMMIN mencatatkan net ekspor sebesar kurang 2,9 juta dolar AS (atau sekitar 43 triliun rupiah).

Baca juga: Toyota tegaskan komitmen jadikan Indonesia basis ekspor

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018