Brisbane (ANTARA News) - Islam Indonesia tetap menarik bagi para peneliti asing. Bahkan Australia dan Belanda menyediakan dana "block grand" bagi siapa saja yang tertarik meneliti masalah Asia Tenggara, termasuk Islam Indonesia, kata seorang dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya. "Kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, memainkan peranan yang sangat penting bagi dunia akademik di negara-negara maju, seperti Australia dan Belanda," kata Dosen IAIN Sunan Ampel yang juga mahasiswa program doktoral Universitas Queensland (UQ), Akhmad Muzakki, di Brisbane, Kamis. Pendapat itu disampaikannya menanggapi pertanyaan tentang posisi Islam Indonesia dalam kajian-kajian ilmiah di negara-negara maju seperti Australia. Muzakki mengatakan Indonesia juga dipandang sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim yang penting dari perspektif masing-masing negara. Posisi penting Indonesia itu antara lain dapat dilihat dari dana "block grand" yang disediakan Departemen Pendidikan Australia dan Belanda untuk mendukung proyek-proyek penelitian tentang Asia Tenggara, khususnya Islam Indonesia, katanya. "Acara `workshop` (lokakarya) di Canberra 4 September lalu, Departemen Pendidikan Australia dan Belanda menyediakan `block grand` untuk studi tentang Asia Tenggara, khususnya Islam Indonesia. Dananya bahkan sudah turun dan siapa saja bisa mengajukan lamaran," katanya. Universitas Nasional Australia (ANU) dan Universitas Leiden merupakan lembaga-lembaga yang ditunjuk untuk mengelola dana itu, ujar Akhmad Muzakki Dalam lokakarya bertema dimensi internasional Islam Indonesia itu, perkembangan demokrasi di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia itu sangat diapresiasi, karena secara komparatif hal serupa tidak terjadi di negara-negara Muslim lain di Asia Tenggara maupun di Timur Tengah, katanya. "Berbeda dengan Indonesia, di Malaysia, pilar-pilar demokrasi yang bersimpul pada kebebasan pers dan kampus, serta masyarakat madani justru tidak terjadi. Di Indonesia semua komponen ini berjalan secara signifikan. Media massa, kampus, dan parlemen begitu leluasa menyuarakan kekuatan demokrasi," katanya. Konferensi "Indonesia Update 2007" di ANU pada 7 dan 8 September lalu yang membahas berbagai masalah kontemporer Islam Indonesia semakin meneguhkan betapa Islam Indonesia sangat menarik bagi para peneliti asing, katanya menambahkan. (*)

Copyright © ANTARA 2007