Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di DPR RI, Suharso Monoarfa, di Jakarta, Kamis, mengharapkan, dengan pengalaman bertubi-tubi menangani akibat bencana alam, pemerintah diharapkan makin lincah atas korban gempa kali ini. Ia menyatakan itu, menyusul desakan dari pimpinan DPR RI, yang mendesak pemerintah secepatnya menangani korban gempa Bengkulu, Jambi dan Sumatera Barat. "Bengkulu dan sekitarnya harus segera diatasi, dan Pemerintah kan telah banyak "jam terbang"-nya dari pengalaman menangani tanggap darurat pascabencana di berbagai daerah," ungkap Suharo Monoarfa. Karena itu, ia berharap, dari pengalaman itu, soal kecepatan bertindak yang belum memadai mesti diatasi serta sudah harus ada solusinya. "Memang, banyak yang telah menilai, pemerintah cenderung lamban (di masa sebelum ini), padahal korban perlu segera ditolong. Tapi saya percaya, kali ini pemerintah akan lebih sigap," kata Suharso Monoarfa. Sebelumnya, Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Syamsul Bahri, juga mendesak pemerintah bertindak cepat mengatasi korban gempa dan terus memberikan informasi atas prediksi tentang kemungkinan bencana susulan. Pernyataannya ini senada dengan permintaan Ketua DPR RI, Agung Laksono sebelumnya yang juga mendesak pemerintah secepatnya menangani korban gempa Bengkulu, Jambi dan Sumatera Barat. "Para korban segera dievakuasi, agar tak muncul korban baru," ujar Agung Laksono yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar. Syamsul Bahri dkk di fraksinya sendiri telah dengan spontan melakukan berbagai upaya melalui fungsi serta komisinya masing-masing untuk mengarahkan segala daya upaya bagi kepentingan membantu para korban musibah di Sumatera tersebut. Hal ini dilakukan menyusul sejumlah gempa di beberapa wilayah di Indonesia, diawali dengan goyangan yang terjadi di Bengkulu dengan kekuatan 7,9 Skala Richter (Rabu petang), lalu di Jambi (7,7 Skala Richter) dan terakhir hari Kamis sore ini di Timur Laut Bitung, Sulawesi Utara (6,4 Skala Richter).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007