Denpasarn (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menegaskan, Indonesia telah melakukan enam langkah strategis dalam mengantisipasi dan mengatasi merebaknya flu burung (aviant influenza/AI) sesuai saran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan penyakit yang mematikan itu. "Keenam langkah strategis itu umumnya dapat dilaksanakan dengan baik, guna mencegah penyebaran virus AI," kata Menko Aburizal Bakrie didampingi Koordinator Senior PBB untuk urusan flu burung, David Nabarro di Jimbaran, Nusa Dua, Bali, Selasa. Ia mengatakan hal itu kepada wartawan selesai membuka pertemuan internasional khusus membahas flu burung (Government of Indonesia Meeting With International Key Partners on Avian Influenza) melibatkan 150 peserta utusan dari sebelas negara. Indonesia telah melakukan langkah strategis antara lain mencegah penyebaran virus agar tidak meluas, melakukan komunikasi intensif dengan masyarakat dan semua pihak, termasuk sosialisasi restrukturisasi industri perunggasan nasional. "Beberapa langkah strategis itu sudah dapat dilakukan dengan baik, namun khusus restrukturisasi industri perunggasan nasional masih membutuhkan waktu dan kerja keras untuk merealisasikannya," kata Menko Aburizal Bakrie. Hal lain yang tidak kalah penting melakukan penelitian dan penyelidikan sehingga sumber penularan AI dapat diketahui secara jelas, sehingga memudahkan untuk menanganinya secara tuntas. Selain itu melakukan vaksinasi terhadap seluruh jenis unggas, serta memusnahkan unggas yang diduga telah terinfeksi virus AI. Untuk itu pemerintah menyediakan ganti rugi terhadap unggas yang dimusnahkan rata Rp12.500 per ekor. "Berapapun banyaknya unggas yang dimusnahkan itu, pemerintah telah menyiapkan dana ganti rugi yang pembayarannya dilakukan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku," ujar Menko Aburizal Bakrie. Pemerintah juga menambah fasilitas kesehatan untuk menangani penderita flu burung di rumah sakit maupun di Puskesmas serta menyiapkan desa-desa untuk siaga menghadapi pandemi AI. Semua itu diharapkan mampu mencegah penyebaran virus AI sekaligus menangani secara tuntas penyakit yang mematikan itu, yang kini menyerang 12 dari 33 propinsi di Indonesia. Dari segi jumlah korban yang meninggal akibat virus H5N1 masih relatif kecil, yakni 85 dari 106 kasus, dibanding jenis penyakit lain seperti TBC yang telah merenggut ribuan korban jiwa, ujar Menko Aburizal Bakrie.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007