Jakarta (ANTARA News) - Wilayah Indonesia bagian timur seperti bagian utara Papua dan Halmahera lebih rawan tsunami kiriman dari pada tsunami berasal dari gempa. "Misalnya tsunami kiriman dari gempa di Jepang. Sampai di timur Indonesia mungkin 4-5 jam kemudian atau kiriman dari tempat lain yang lebih jauh baru mencapai timur Indonesia pada pagi harinya," kata Pakar Paleotsunami dari LIPI, Dr Eko Yulianto, di Jakarta, Kamis. Karena tsunami kiriman seperti ini memakan waktu lama untuk mencapai Indonesia maka pemberian peringatan dan evakuasi masyarakat memiliki banyak kesempatan, ujarnya di sela Seminar Pendidikan Publik dan Kesiapsiagaan Masyarakat Mengantisipasi Bencana Gempa dan Tsunami. Tinggi gelombang yang terjadi serta daya jangkaunya ke daratan tergantung dari besar gempa dan kedalamannya, dan tidak selalu sumber gempa jauh berarti tak usah dikhawatirkan, tambahnya. "Contohnya gempa besar di Chile tahun 1960, di Jepang tidak bisa dirasakan getarannya, tetapi dampak tsunaminya memakan banyak korban masyarakat Jepang," kata peneliti Puslit Geoteknologi LIPI itu. Dikatakan Eko, Nusa Tenggara, Jawa, dan Sumatera hingga Andaman berhubung posisinya berada di subduksi di kawasan samudera Hindia maka berpotensi gempa dan tsunami berasal dari kawasan itu sendiri (lokal), sedangkan sepanjang timur Afrika dan India selalu menjadi penerima kiriman tsunami. Sedangkan lingkar Pasifik berpotensi menyebabkan gempa dan tsunami di banyak negara seperti Jepang, Filipina, Papua Nugini, serta Indonesia yang juga memiliki kawasan terbuka ke Pasifik (Papua dan Halmahera). Eko mengatakan, sepanjang 2006 penelitian mengenai paleotsunami sudah dilakukan di lima wilayah, yakni Aceh, Padang, Banten, Cilacap dan Maumere sedangkan tahun depan pihaknya juga akan meneliti Manado dan Biak. Bukti-bukti geologi tentang tsunami purba umumnya berupa tanah purba yang tertutupi lapisan pasir tsunami. Tanah purba umumnya berwarna gelap yang berasal dari kandungan material organik akibat pelapukan batuan, dan berangsur menjadi lebih terang ke arah bawah. Lapisan pasir tsunami biasanya terbagi menjadi beberapa lapisan pasir tipis yang masing-masing memperlihatkan penghalusan butiran ke arah atas. Tsunami Aceh 2004 misalnya, menyisakan endapan pasir di Pulau Simeuleu yang tersusun setidaknya enam lapis dan menunjukkan enam gelombang yang menghantam daerah itu, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007