Sydney (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pengestu tiba di Sydney, Rabu pagi, untuk mengikuti pertemuan tingkat menteri (AMM) ke-19 Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang berlangsung dua hingga Kamis. Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dan sejumlah anggota delegasi Indonesia menjemput kedatangan kedua menteri di terminal kedatangan Bandar Udara Internasional Sydney. AMM ke-19 yang berlangsung di Sydney Convention Center (SCC) di areal wisata "Darling Harbour" itu dimulai dengan "retreat" (tukar pikiran secara tidak resmi) para menteri yang hadir dan dilanjutkan dengan pembahasan isu-isu yang berkembang di APEC. Christopher Hawkins dari Sekretariat APEC yang dihubungi ANTARA mengatakan, AMM ini dipimpin secara bergantian oleh Menlu Alexander Downer dan Menteri Perdagangan Warren Truss sesuai dengan agenda pembahasan. "Pada sesi pagi yang membahas isu-isu yang terkait dengan perdagangan, Menteri Warren Truss yang akan memimpin dan pada sesi sore dipimpin Menlu Downer mengingat adanya acara-acara pertemuan bilateral," kata Hawkins. Sementara itu, dalam perkembangan lain, Perdana Menteri John Howard, Rabu pagi, bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) George W.Bush yang tiba dengan rombongan besarnya Selasa malam sekitar Pukul 22.25 waktu setempat (4/9). Bush dan sorotan media Kehadiran Bush di Sydney mendapat sorotan luas dari media cetak dan elektronika setempat tidak hanya karena Bush tiba lebih terlambat sehari dari ketibaan Presiden China Hu Jintao tetapi juga ketatnya pengamanan terhadap kota Sydney untuk mengantisipasi protes-protes dari kelompok-kelompok anti Bush. Koalisi "Stop Bush" terus dalam pernyataannya bertajuk "Stop Bush, Dump Howard" yang disiapkan dua aktivis gerakan ini, Emma Clancy dan Simon Cunich, mengatakan mereka terus bersiap diri untuk melakukan aksi protes mereka terhadap invasi AS ke Irak dan Afghanistan. "Protes itu juga dimaksudkan untuk mengimbau aksi darurat bagi penghentian kerusakan lingkungan dan penghormatan atas hak-hak pekerja," kata mereka. Surat kabar "The Australia" misalnya menyebut kehadiran Bush yang terlambat dari Presiden Hu itu membuktikan AS tidak menginginkan China mendominasi KTT forum kerja sama yang kini beranggotakan 21 anggota ekonomi yang menguasai lebih dari 50 persen perdagangan dunia tersebut. Presiden Hu merupakan kepala negara pertama APEC yang tiba di Australia disusul Presiden Bush. "The Daily Telegraph" menyebut sepanjang minggu ini sebagai "Pekannya Bush" yang ketibaan pesawat kepresidenan "Airforce One" menjadikan "kota (Sydney) dalam penjagaan superketat". Terkait dengan isu perubahan iklim yang menjadi agenda terpenting KTT APEC, Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Deplu RI, Salman Al-Farisi, mengatakan, pembahasan mengenai isu ini masih dilanjutkan Rabu. Salman mengatakan pembahasan para pejabat senior APEC tentang draf deklarasi para pemimpin APEC tentang perubahan iklim, keamanan energi dan pembangunan yang bersih pada Selasa (4/9) berlangsung alot namun ia tetap berkeyakinan akan tetap ada dokumen yang menjadi "building block" yang tidak memberikan "pre-judgement" (penghakiman) atas apa yang akan dihasilkan dalam UNFCCC di Bali. Selain perubahan iklim, isu-isu lain yang menjadi sorotan dalam arena APEC Sydney yang berpuncak pada pertemuan tingkat pemimpin pada 8-9 September itu adalah soal kelanjutan perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Putaran Doha dan bagaimana memperkuat sistem perdagangan multilateral dengan mengintegrasikan kawasan perdagangan bebas Asia Pasifik sebagai prospek berjangka waktu panjang, reformasi ekonomi dan fasilitasi perdagangan. Topik lain adalah keamanan manusia (isu terorisme), keamanan energi, kesiapan kesehatan dan emergensi (isu flu burung dan penyakit menular lainnya), serta revitalisasi dan reformasi APEC. Forum kerja sama ekonomi yang dibentuk tahun 1989 itu kini beranggotakan Indonesia, Australia, AS, Brunei, Kanada, Chile, RRC, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007