Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, menegaskan, insiden penembakan salah sasaran yang mengenai Gedung Nusantara I DPR, pada Senin (15/10), bukan dilakukan oleh penembak jitu.

"Sniper (kalau menembak) pasti kena orangnya. Kalau sniper (menembak) dari lapangan tembak, tembak apa?" kata dia, di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Jakarta, Selasa.

Pasalnya dari pemeriksan barang bukti tidak ada yang mengarah pada kemungkinan penembakan dilakukan oleh pelaku seorang penembak jitu, melainkan mengarah pada aksi salah seorang penembak yang sedang latihan di Lapangan Tembak Senayan.

Jarak antara Lapangan Tembak Senayan dengan Gedung Parlemen itu bisa dibilang cuma "sepelemparan batu" alias sangat dekat benar. Sementara jarak jangkauan peluru pistol sebelum dia benar-benar jatuh sejak meninggalkan laras bisa sampai ratusan meter. 

Terduga pelaku berinisial I berdomisili di Tangerang Selatan, Banten. Kini I masih diperiksa di Polda Metro Jaya. I diduga menggunakan senjata laras pendek berkaliber sembilan mm saat latihan.

"Saya yakin tidak ada sniper yang menggunakan kaliber sembilan milimeter. Sniper itu minimal senapan laras panjang," kata Wasisto.

Selain itu I menembak ke atas, bukan seperti penembak jitu yang biasa menembak target dari lantai teratas gedung.

Dilaporkan sebelumnya bahwa kaca ruangan kantor dua anggota DPR, yaitu Wenny Warouw di lantai 16 dan Bambang Purnama di lantai 13, bolong karena peluru menembus kaca-kaca itu sekitar pukul14.40 WIB Senin (15/10). 

Tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu. 

Baca juga: Pelaku penembakan gedung DPR anggota Perbakin

Baca juga: Terduga pelaku salah tembak diduga tidak sengaja

Pewarta: Anita Dewi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018