Kalau kita perhatikan, sebetulnya penumpang taksi reguler setahun ini sudah mulai pulih lagi, meskipun belum 100 persen. Itu menandakan tingkat kepercayaan masyarakat kepada taksi online itu menurun
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Transportasi  Institut Studi Transportasi Darmaningtyas menyebutkan kepercayaan masyarakat akan layanan taksi daring menurun, terutama soal aspek keselamatan dan keamanan.

"Kalau kita perhatikan, sebetulnya penumpang taksi reguler setahun ini sudah mulai pulih lagi, meskipun belum 100 persen. Itu menandakan tingkat kepercayaan masyarakat kepada taksi online itu menurun," katanya saat ditemui usai penutupan pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Tingkat Nasional Tahun 2018 di Jakarta, Jumat. 

Menurut dia, permasalahan taksi daring, baik itu kasus kriminal maupun polemik regulasi yang terus digagalkan oleh Mahkamah Agung terlalu kompleks.

Untuk itu, Darmaningtyas menyarankan pemerintah fokus membenahi angkutan umum. "Kalau angkutan umumnya bagus, bisa kompetitif dan lebih murah, nanti orang akan memilihnya menjadi angkutannya. Karena kalau kita fokus terus ke angkutan online, pemerintah capai sendiri, dan rawan ditentang oleh awak angkutannya," katanya.

Dia menambahkan dengan adanya fakta dan pemberitaan taksi daring, seharusnya masyarakat belajar untuk lebih berhati-hati berkendara, terutama ketika sendiri dan malam hari.

Selain itu, ia menilai masyarakat memiliki kontrol yang sangat efektif, daripada regulasi itu sendiri, contohnya saat kebangkrutan Taksi Presiden karena pelayananya buruk.

"Ini hanya dari mulut ke mulut, kemudian hancur. Artinya apa, kontrol masyarakat itu jauh lebih efektif dibandingkan dengan regulasi," katanya.

Baca juga: Sopir taksi daring kabur setelah bunuh pramugari Lucky Air


 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018