Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan start-up Aeva, yang didirikan oleh beberapa mantan insinyur dari Apple, memperkenalkan sebuah sensor yang dibangun untuk membantu mobil swakemudi mendeteksi apa yang terjadi di sekitarnya.

Mengutip CNBC, Selasa, sistem sensor yang dikemas dalam unit berukuran kotak tisu itu dapat mendeteksi kecepatan, kedalaman dan reflektifitas sejauh lebih dari 200 meter, tanpa menggunakan banyak daya.

Aeva memiliki sekitar 50 karyawan dengan pendanaan sekira 45 juta dolar AS dari sejumlah investor, termasuk Canaan Partners dan Lux Capital. Meski masih tergolong perusahaan "kecil", Aeva telah bekerja sama dengan segelintir produsen mobil besar dalam mengintegrasikan produk ke berbagai jenis kendaraan, kata Soroush Salehian, salah seorang yang mendirikan Aeva bersama dengan Mina Rezk.

Pengguna dapat memakai lima unit "kotak tisu" pada satu kendaraan, tergantung pada tingkat otomatisasi yang diinginkan. Tiap unitnya  dibanderol seharga 200 hingga 300 dolar AS, kata Salehian.

Sensor Aeva tidak akan melakukan komputasi swakemudi. Sebaliknya, teknologi ini akan mengumpulkan banyak data, yang kemudian dapat menginformasikan sistem mengemudi secara otonom.

Berbagai jenis teknologi yang bisa menyaingi Aeva juga tengah dibangun oleh sejumlah perusahaan lainnya seperti Luminar, Quanergy, Valeo dan Velodyne.

Namun, Aeva berharap dengan mengemas lebih banyak unit dalam paket yang rapi dan dengan versi yang lebih kecil, sesuai harapan di masa depan, teknologinya akan menonjol.

Para pendiri Aeva sebelumnya bekerja di Apple, khsusunya pada proyek mobil rahasia yang dijalankan dengan kode bernama Titan.

Baca juga: Hyundai kembangkan sistem swakemudi pakai teknologi game 3D

Baca juga: VW bahas standar mobil swakemudi



 
Penerjemah: Fathur Rochman
Copyright © ANTARA 2018