Detroit (ANTARA News) – Ford ingin mempercepat rencana untuk meningkatkan produksi kendaraan bermerek Lincoln di China, menyusul perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan negara Tirai Bambu itu.

Wakil presiden eksekutif Ford untuk operasi global, Joseph Hinrichs, Selasa (25/9) waktu setempat, mengatakan perang dagang itu membuat produk ekspor Ford kurang diminati di pasar China .

Hinrichs mengatakan, tidak melihat jalan keluar yang mudah atas sengketa dagang antara AS dengan China, yang menjadi pasar mobil terbesar.

Presiden AS Donald Trump, Senin, menetapkan bea tambahan untuk barang China senilai 200 miliar dolar AS (sekitar Rp2,98 kuadriliun), yang memicu balasan langsung dari Beijing untuk produk AS senilai 60 miliar dolar AS (sekitar Rp894,7 triliun).

"Kami sudah lama menjadi pendukung perdagangan yang seimbang dan bebas," kata Hinrichs dilansir AFP.

Baca juga: Ford ganti rugi konsumen Thailand Rp 10 miliar karena masalah transmisi

"Kami terus mendorong pemerintah AS dan Tiongkok bahwa mereka harus menyelesaikan perbedaan mereka demi kepentingan semuanya," kata dia.

Namun, dia mengatakan, "Saya yakin diskusi AS-Tiongkok akan berlangsung lama."

Pemberlakuan tarif ekspor yang ditambah dinamika nilai tukar terhadap dolar AS membuat harga mobil Ford lebih mahal, dan sulit bersaing di China, demikian AFP.

Baca juga: Ford Thunderbird 1956 bekas Marilyn Monroe akan dilelang
 
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018